3. Renaissance (1400–1600 M)
Pada masa ini, terjadi kebangkitan seni dan budaya yang menyebabkan peningkatan minat yang sangat signifikan pada kecantikan.
Terjadi kebangkitan seni dan budaya yang signifikan di Eropa. Perubahan ini membawa peningkatan minat pada kecantikan dan penampilan, memicu wanita untuk kembali menggunakan lipstik, meskipun dalam konteks yang terbatas dan sering kali tersembunyi.
Dalam periode ini, standar kecantikan mulai bergeser, dan wanita merasa terdorong untuk mempercantik diri mereka demi menciptakan kesan yang lebih menarik.
Baca Juga:Rambut Rontok Mengganggu? Coba deh Bahan Alami Ini, Dijamin Hempaskan Masalah Rambut Rontok!Polda Jabar Garcep Turun ke Lokasi Terdampak Gempa Kabupaten Bandung untuk Lakukan Evakuasi
Lipstik pada masa itu dibuat menggunakan campuran yang berbahaya, seperti timah putih dan cuka. Meskipun memberikan warna yang diinginkan, kedua bahan ini sangat beracun dan berpotensi menimbulkan masalah kesehatan yang serius.
Penggunaan timah putih, misalnya, dapat menyebabkan keracunan dan berbagai penyakit, namun banyak wanita terpesona oleh efek estetika yang dihasilkan.
Praktik ini mencerminkan ambivalensi yang dialami oleh wanita; di satu sisi, mereka ingin memenuhi standar kecantikan yang berkembang, sementara di sisi lain, mereka menghadapi risiko kesehatan yang nyata.
Meskipun lipstik tidak selalu diterima secara luas, ketertarikan terhadap kecantikan terus berlanjut, membuka jalan bagi evolusi produk kosmetik yang lebih aman di masa depan.
4. Abad ke-19 (1800-an)
Pada awal abad ke-20, sejarah lipstik memasuki babak baru dengan dimulainya produksi massal. Pada tahun 1915, Maurice Levy memperkenalkan lipstik dalam bentuk tabung yang revolusioner.
Inovasi ini membuat lipstik lebih praktis dan mudah digunakan, mengubah cara wanita mengaplikasikan kosmetik mereka. Sebelumnya, lipstik biasanya tersedia dalam bentuk krim atau bubuk yang lebih sulit dibawa dan digunakan.
Dengan produksi massal, lipstik menjadi lebih terjangkau dan dapat diakses oleh lebih banyak wanita di seluruh dunia. Banyak perusahaan kosmetik mulai mengembangkan berbagai formula dan warna, menciptakan variasi yang belum pernah ada sebelumnya.
Baca Juga:Program Pendidikan Kecakapan Wirausaha (PKW) Platinum Tahun 2024Sarana Perlengkapan Damkar Sumedang Tak Layak: Saya Siap Dicopot dari Jabatan
Hal ini tidak hanya memenuhi permintaan akan kecantikan, tetapi juga memperkenalkan konsep bahwa lipstik dapat menjadi bagian penting dari rutinitas sehari-hari.
Pada periode ini, lipstik mulai menjadi simbol femininitas dan emansipasi, di mana wanita berani mengekspresikan diri mereka melalui warna.