Di sisi lain, psikiater memiliki pengetahuan mendalam tentang diagnosis dan perawatan untuk berbagai kondisi psikologis yang lebih kompleks, seperti gangguan bipolar dan skizofrenia. Keahlian mereka berfokus pada ketidakseimbangan kimia di dalam otak, memungkinkan mereka untuk meresepkan obat dan melakukan terapi farmakologis.
Selain itu, psikiater juga dapat melakukan terapi stimulasi otak, pemeriksaan fisik, dan analisis laboratorium. Mereka berwenang untuk menyesuaikan dosis obat sebagai bagian dari rencana perawatan.
3. Masalah Mental yang Didiagnosis
Psikolog tidak dapat melakukan diagnosis resmi gangguan mental. Namun, mereka dapat membantu mengurangi intensitas gejala yang dialami pasien melalui rekomendasi untuk pola hidup yang lebih sehat.
Baca Juga:Inilah Cara Melakukan Diet Intermittent Fasting untuk Menurunkan Berat Badan yang IdealPenyebab dan Cara Mengatasi Bintik Merah pada Kulit
Sebaliknya, psikiater, sebagai dokter spesialis kejiwaan, memiliki kemampuan untuk mengidentifikasi gangguan mental yang lebih kompleks, seperti gangguan bipolar, gangguan kecemasan, anorexia nervosa, depresi, dan skizofrenia.
Kesimpulan Perbedaan Psikolog dan Psikiater
Jika kamu mengalami keluhan mental yang mengganggu aktivitas sehari-hari, sebaiknya konsultasikan terlebih dahulu dengan psikolog. Meskipun mereka tidak dapat mendiagnosis, psikolog dapat membantu memberikan pemahaman dan kesimpulan mengenai masalah yang kamu hadapi.
Selain itu, psikolog juga menawarkan berbagai pendekatan untuk mengatasi gangguan, seperti mengubah pola hidup, pola tidur, dan teknik relaksasi yang sesuai.
Namun, jika gejala yang muncul semakin parah atau bahkan memicu gejala fisik, penting untuk segera mengunjungi psikiater. Spesialis kejiwaan ini dapat mendiagnosis dan meresepkan obat untuk meredakan gejala.
Baik psikolog maupun psikiater memiliki peran penting dalam perawatan masalah mental. Pemilihan tergantung pada jenis perawatan yang kamu butuhkan dan preferensi pribadi.(*)