sumedangekspres – Diet intermittent fasting tetap populer karena manfaatnya yang beragam. Selain membantu menurunkan berat badan, diet ini juga mendukung metabolisme yang lebih baik dan dapat berkontribusi pada perpanjangan usia.
Inti dari diet ini adalah pola makan yang mengatur durasi waktu makan dan puasa, bukan fokus pada jenis makanan yang boleh atau tidak boleh dikonsumsi. Dengan membatasi waktu makan, kamu bisa mendapatkan manfaat kesehatan yang optimal.
Cara Melakukan Diet Intermittent Fasting
Diet intermittent fasting menawarkan berbagai metode yang dapat dipilih sesuai kebutuhan. Berikut beberapa cara yang umum dilakukan:
Baca Juga:Penyebab dan Cara Mengatasi Bintik Merah pada KulitSPS Gelar Awarding 2024, Wujud Apresiasi kepada Media dan Kepala DaerahÂ
1. Puasa 12 Jam SehariMetode ini melibatkan puasa selama 12 jam setiap hari, mirip dengan puasa saat Ramadan. Ini adalah opsi yang baik untuk pemula, karena waktu puasa yang lebih pendek dan kalori harian tetap konsisten. Studi menunjukkan bahwa puasa 10 hingga 16 jam dapat membantu tubuh mengubah lemak menjadi energi.
2. Puasa 16 Jam SehariDikenal sebagai metode 16:8, di mana kamu berpuasa selama 16 jam dan makan dalam jendela 8 jam. Pria biasanya berpuasa 16 jam, sedangkan wanita 14 jam. Metode ini cocok bagi yang ingin hasil lebih optimal setelah mencoba puasa 12 jam. Contohnya, kamu bisa makan malam sebelum pukul 20.00 dan mulai lagi siang hari.
3. Puasa 2 Hari dalam Seminggu (5:2)Pada metode ini, kamu mengonsumsi makanan sehat selama 5 hari dan mengurangi kalori dalam 2 hari. Pria biasanya hanya mengonsumsi 600 kalori, sedangkan wanita 500 kalori. Metode ini efektif untuk menurunkan kadar insulin dan meningkatkan sensitivitas insulin.
4. Puasa AlternatifMetode ini melibatkan puasa setiap hari dengan konsumsi maksimal 500 kalori. Meskipun efektif untuk menurunkan berat badan dan menjaga kesehatan jantung, metode ini cukup ekstrem dan tidak disarankan untuk pemula atau mereka dengan kondisi kesehatan tertentu.
5. Puasa 24 Jam dalam Satu MingguMetode ini, juga dikenal sebagai diet Eat-to-Eat, melibatkan puasa selama 24 jam satu atau dua kali seminggu. Selama puasa, kamu tetap bisa minum air atau teh bebas kalori. Meskipun efektif, metode ini dapat terasa menantang dan berisiko menyebabkan efek samping seperti sakit kepala atau kelelahan, sehingga tidak disarankan untuk pemula.