sumedangekspres – Korban Gempa Sumedang Masih Menunggu Bantuan Rutilahu, Kisah Ela Julaela.
Hingga saat ini, Ela Julaela (43), seorang single parent yang bekerja sebagai honorer di Dinas Pendidikan, masih belum mendapatkan bantuan renovasi rumah tidak layak huni (rutilahu) pasca gempa Sumedang yang mengguncang wilayahnya pada bulan Desember lalu.
Meski berbagai proses sudah ditempuh, bantuan yang diharapkan belum juga datang.
Baca Juga:Elektabilitas Dedi Mulyadi Unggul di Basis Merah dan Hijau di Jawa BaratHasil Sempurna Tidak Makan Waktu Lama, Ini Cara Memutihkan Wajah dengan Photoshop Dengan Mudah
Ela, yang tinggal di Jalan Talun Kidul RT 01 RW 05, Kelurahan Talun, Kecamatan Sumedang Utara, mengisahkan bagaimana dirinya dan keluarganya mengalami gempa yang mengguncang daerahnya.
“Saat itu jam dua dini hari, goncangan terasa kuat. Orang-orang berhamburan keluar rumah, termasuk anak-anak saya. Genteng rumah langsung berjatuhan meski bangunan belum sepenuhnya ambruk,” ungkap Ela.
Ela mengaku saat itu tidak memiliki ponsel, sehingga tidak bisa segera mendapatkan informasi mengenai langkah-langkah yang harus diambil pasca bencana.
Keesokan harinya, Ela mendapat informasi dari teman-temannya di kantor tentang rumah-rumah yang terdampak gempa akan mendapatkan bantuan renovasi.
“Karena saya tidak punya HP, saya tidak tahu informasi apapun. Baru tahu dari teman-teman bahwa rumah terdampak akan diganti, jadi saya langsung mendaftar ke BPBD,” jelasnya.
Namun, dalam prosesnya Ela menghadapi kendala administratif. Setelah mendaftar ke BPBD, Ela diminta untuk melapor terlebih dahulu ke kelurahan, yang belum sempat ia lakukan.
“Saya merasa bersalah karena tidak melapor lebih awal, padahal pagi setelah gempa, lurah dan RT sudah berkeliling. Tapi entah kenapa, rumah saya tidak terlihat,” ujar Ela dengan nada kecewa.
Baca Juga:Tutorial Mudah Memutihkan Wajah di Photoshop Dengan Hasil yang SempurnaNgga Nyampe 5 Menit Jadi, Ini 10 Website dan AI Online Terbaik untuk Memutihkan Wajah Secara Online
Dalam beberapa kesempatan, Ela sempat mendapatkan bantuan sembako dari beberapa komunitas, seperti mie instan dari Komunitas Tiongkok dan bantuan serupa dari Komunitas Pajero. Namun, hingga sekarang, bantuan rutilahu yang sangat dibutuhkan belum kunjung tiba.
Ela sempat berulang kali mengonfirmasi ke pihak RT dan RW untuk mencari tahu apakah namanya sudah terdaftar sebagai penerima bantuan.
Namun, jawaban yang ia dapat selalu sama: “Belum ada informasi.” Meski ia terus menunggu dengan harapan, hingga Agustus lalu pun, bantuan yang dijanjikan belum juga diterima.