“Saya berharap bantuan ini bisa segera turun, karena kondisi rumah saya yang sudah tidak layak huni,” ujar Ela.
“Kalau rezeki saya dari bencana, saya terima dengan lapang dada. Kalau dari yang lain, saya juga terima. Tapi sampai sekarang, belum ada kabar. Mungkin memang belum waktunya.”
Ela kini tinggal sementara di Gunung Puyuh, di rumah seorang kenalan yang mengizinkannya tinggal tanpa biaya. Rumahnya yang rusak akibat gempa ditinggalkan, dan Ela mengaku trauma untuk kembali ke sana.
Baca Juga:Elektabilitas Dedi Mulyadi Unggul di Basis Merah dan Hijau di Jawa BaratHasil Sempurna Tidak Makan Waktu Lama, Ini Cara Memutihkan Wajah dengan Photoshop Dengan Mudah
“Sekarang saya tinggal di rumah orang yang baik sama saya. Gratis, cuma dikasih kamar kecil. Anak-anak saya yang dua tinggal di sini juga,” jelasnya.
Kondisi Ela dan keluarganya semakin sulit ketika hujan deras mengguyur daerah Sumedang.
Ela yang sudah trauma dengan situasi tersebut, tidak bisa tidur karena khawatir rumah tempat tinggalnya sementara akan terdampak.
“Saya hanya bisa berharap pemerintah bisa memperhatikan kondisi kami yang terdampak gempa ini, karena sampai sekarang belum ada kepastian soal bantuan,” pungkas Ela.
Cerita Ela Julaela ini menjadi salah satu potret dari banyak korban gempa Sumedang yang masih menanti bantuan.
Meski proses administrasi sudah dilakukan, birokrasi yang berbelit dan lambannya penanganan membuat Ela dan keluarganya harus hidup dalam ketidakpastian.
Hingga saat ini, Ela masih terus berharap ada bantuan yang bisa membantunya bangkit dari keterpurukan pasca bencana tersebut.
Baca Juga:Tutorial Mudah Memutihkan Wajah di Photoshop Dengan Hasil yang SempurnaNgga Nyampe 5 Menit Jadi, Ini 10 Website dan AI Online Terbaik untuk Memutihkan Wajah Secara Online
Demikian pembahasan mengenai Korban Gempa Sumedang Masih Menunggu Bantuan Rutilahu, Kisah Ela Julaela.***