sumedangekspres, KOTA – Puskesmas sukagalih menggelar Kegiatan lokakarya mini tribulanan semester 3, mengangkat materi hasil penimbangan balita pada bulan Agustus di Aula Desa Sukagalih, Kamis (26/9). Dari data yang diperoleh, sekitar 125 balita di semua desa dan kelurahan di Sukagalih mengalami stunting.
Petugas Puskesmas Sukagalih Ida Warlinda, menjelaskan, Balita yang mengalami stunting telah diberikan penanganan melalui program Pemberian Makanan Tambahan (PMT) dari Puskesmas dan Dinas Kesehatan, bekerja sama dengan PKK, kecamatan, desa, dan kelurahan.
“Evaluasi dari penanganan stunting termasuk rujukan pasien ke Puskesmas Sukagalih.” Tuturnya.
Baca Juga:Khawatirkan Cikandung Kembali Meluap, Warga Wanajaya Berharap Normalisasi SungaiWarga Wanasari Surian Gotong Royong Perbaiki Jalan
Dari total tersebut, 99 balita telah dirujuk ke Puskesmas, sementara beberapa lainnya langsung dirujuk ke RSUD untuk diperiksa oleh dokter spesialis anak.
“Beberapa sudah mendapatkan pengobatan, sementara lainnya hanya diberikan penyuluhan mengenai pemberian makanan tambahan dan gizi seimbang,” tambahnya.
Selain membahas masalah stunting, lokakarya juga membahas kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) yang masih terjadi di Puskesmas Sukagalih pada bulan Agustus. Meskipun sedang musim panas, kemungkinan kasus DBD akan meningkat menjelang musim hujan.
Puskesmas Sukagalih menginstruksikan kepada seluruh desa dan kelurahan untuk selalu waspada dan melakukan pemberantasan sarang nyamuk. Untuk mendukung upaya ini, kegiatan “Jumat Bersih” telah dilaksanakan di desa dan kelurahan Sukagalih.
Sesi selanjutnya membahas kesehatan remaja, di mana terdeteksi 144 remaja putri di daerah Sukagalih mengidap anemia. Dari jumlah tersebut, 80 remaja putri mengalami anemia ringan hingga berat.
“Kami telah melakukan pemeriksaan ulang, dan hasilnya tetap sama. Remaja putri yang mengalami anemia telah dirujuk ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan, termasuk konseling bagi yang mengalami anemia ringan dan sedang,” ungkap Ida.
Selain itu, terdapat juga 88 orang yang terdiagnosis sebagai orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) di Desa Sukagalih, yang menjadi perhatian bagi puskesmas.
Baca Juga:Ruatan Bumi Warnai Milad Desa CibuluhProgram PTSL Desa Pasirnanjung Beri Kepastian Hukum Hak Tanah Warga
“Data ini menunjukkan bahwa tingkat stres dan beban mental masyarakat perlu diperhatikan dan didampingi. Kami berharap semua pihak, termasuk desa, kelurahan, dan kecamatan, dapat bersama-sama turun ke lapangan untuk berintervensi terhadap kasus ODGJ dan kasus lainnya di wilayah Puskesmas Sukagalih,” tutup Ida. (ahm)