Salah satu perbedaan utama antara Kurikulum Merdeka dan kurikulum sebelumnya adalah peran guru yang lebih berfungsi sebagai fasilitator.
“Dalam Kurikulum Merdeka, siswa lebih fokus pada proyek dan pengembangan diri, sementara guru hanya menemani dan memfasilitasi proses tersebut,” kata Rezza.
Rezza juga menambahkan bahwa di SMK Ma’arif 2 Sumedang, para guru sudah sesuai dengan kualifikasi yang dibutuhkan, termasuk untuk jurusan manajemen perkantoran dan pemasaran.
Baca Juga:Elektabilitas Dedi Mulyadi Unggul di Basis Merah dan Hijau di Jawa BaratHasil Sempurna Tidak Makan Waktu Lama, Ini Cara Memutihkan Wajah dengan Photoshop Dengan Mudah
Selain itu, sebagian besar guru di sekolah tersebut adalah generasi muda yang lebih mudah beradaptasi dengan Kurikulum Merdeka.
Meskipun Kurikulum Merdeka masih tergolong baru dan terus mengalami perkembangan, Rezza berharap kurikulum ini tetap diterapkan di masa depan.
“Kami berharap Kurikulum Merdeka terus dikembangkan agar lebih baik lagi dalam membentuk siswa yang siap menghadapi dunia kerja. Namun, tentu saja, kami siap dengan segala perubahan yang mungkin terjadi,” tutupnya.
Dengan berbagai program unggulan dan fasilitas yang memadai, SMK Ma’arif 2 Sumedang terus berkomitmen untuk menghasilkan lulusan yang kompeten, terutama dalam menghadapi tantangan dunia kerja yang semakin dinamis.
Demikian pembahasan mengenai SMK Ma’arif 2 Sumedang Terapkan Kurikulum Merdeka Sejak 2021, Fokus pada Praktik dan Pengembangan Digitalisasi.***