sumedangekspres – Dinas Arsip dan Perpustakaan Kabupaten Sumedang menggelar Pelatihan Pengembangan Literasi Berbasis Inklusi Sosial di Gedung Perpustakaan Lantai II, Pusta Pemerintahan Sumedang (PPS), Kamis (26/9/2024).
Acara diikuti oleh para pegiat literasi tiap desa dan elemen masyarakat yang berkomitmen mewujudkan masyarakat yang lebih literat dan inklusif.
Dalam laporannya, Kepala Dinas Arsip dan Perpustakaan Kabupaten Sumedang, Hari Tri Santosa, menjelaskan, kegiatan tersebut bertujuan untuk memperkuat peran perpustakaan sebagai pusat literasi berbasis inklusi sosial.
Baca Juga:Sekda Apresiasi Peningkatan Literasi melalui Seni WayangSumedang Raih "Anindhita Wistara Data" pada Anugerah Hari Statistik Nasional 2024
Ia mengungkapkan, sebanyak 60 desa di Kabupaten Sumedang siap menjadi Desa Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial (TP BIS) yang akan direplikasi oleh desa-desa lainnya di Kabupaten Sumedang.
“Mudah-mudahan ke depan 60 desa ini bisa mengalokasikan anggaran dari APBDes untuk mendukung pengadaan buku dan fasilitas perpustakaan. Dengan begitu, perpustakaan desa dapat menjadi pusat literasi yang berkontribusi pada peningkatan kesejahteraan masyarakat,” jelasnya.
Sementara itu, Sekretaris Daerah Ruswati yang hadir sebagai narasumber dalam kegiatan tersebut menekankan akan pentingnya peran literasi dalam pemberdayaan masyarakat, khususnya melalui pendekatan inklusi sosial.
“Pengembangan literasi berbasis inklusi sosial bukan hanya soal kemampuan membaca dan menulis, tetapi bagaimana literasi dapat menjadi sarana untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat, terutama dalam mengakses informasi dan sumber daya,”ujarnya.
Tuti Ruswati juga mengapresiasi langkah Dinas Arsip dan Perpustakaan yang berperan aktif dalam mendorong transformasi literasi di Sumedang melalui berbagai program program inovatif yang relevan dengan kebutuhan lokal.
Tuti berharap inisiatif tersebut mampu menciptakan dampak positif secara jangka panjang bagi masyarakat Kabupaten Sumedang.
“Mudah-mudahan pelatihan ini tidak hanya sampai di sini. Kita buat agent of change 60 peserta dari desa ini bisa memberikan transfer knowledge kepada lingkungannya Selain itu, dengan adanya pelatihan ini, aksesibilitas untuk menambah literasi, budaya membaca sehingga akhirnya nanti akan meningkatkan daya saing meningkatkan wawasan. Serta generasi emas dan generasi cerdas dapat kita wujudkan,” pungkasnya (red)