Nenek Aan, dengan tatapan yang penuh kasih, sering kali berbicara tentang betapa kuatnya Sri menghadapi kondisi ini.
“Sri itu anak yang kuat. Kadang saya sendiri tak tahu bagaimana dia bisa bertahan. Tapi dia selalu bilang, dia ingin terus bersekolah, ingin tetap belajar,” tutur nenek Aan dengan suara serak yang hampir tertahan air mata. Harapan itu yang membuat mereka terus bertahan, meski dengan kondisi ekonomi yang serba terbatas.
Di balik kesederhanaan rumah mereka, tersimpan cerita yang bisa menggetarkan hati siapa pun yang mendengarnya. Bagi Sri Ayu, pendidikan adalah jalan keluar dari segala penderitaan yang ia rasakan. Ia tak pernah mau menyerah meski harus menghadapi penyakit yang membuatnya sulit bergerak.
Baca Juga:Kejuaraan Paragliding, Dongkrak Potensi Wisata Sumedang
“Saya ingin tetap sekolah, supaya nanti bisa bantu nenek,” kata Sri Ayu dengan senyum kecil, meski wajahnya tampak letih.
Momen silaturahmi yang dilakukan oleh Bripka Gian dan timnya ini tidak hanya menyampaikan pesan keamanan, tetapi juga menjadi bentuk kepedulian nyata bagi warga yang berada dalam kesulitan. Di saat yang sama, pemerintah desa juga berharap agar bantuan serupa bisa terus mengalir bagi mereka yang membutuhkan. “Kami akan terus berupaya memberikan bantuan kepada warga yang membutuhkan, terutama mereka yang berada dalam kondisi kesehatan seperti Sri Ayu,” kata salah seorang perangkat desa setempat.
Sri Ayu, dengan segala keterbatasannya, adalah bukti bahwa semangat hidup tak pernah padam meski menghadapi cobaan yang berat. Di tengah hujan yang tak kunjung reda, ia tetap berharap bahwa suatu hari, hidupnya bisa berubah. Hati kecilnya terus melawan, tak pernah menyerah meski tubuhnya sering kali lemah.
Kisah ini menjadi pengingat bahwa di setiap sudut negeri ini, selalu ada mereka yang diam-diam berjuang menghadapi takdir. Mereka adalah pahlawan-pahlawan kecil yang tetap tegar meski dunia seakan tak berpihak kepada mereka. (kos)