“Kalau lulusan komputer, berarti harus lulusan komputer. Tidak boleh misalkan produktif diajarkan oleh guru yang latar belakang bukan dari komputer,” papar Otong.
Hal tersebut diungkapkannya karena nanti akan berimbas kepada raport yang harus dimasukkan ke data dapodik. Jadi, jikalau tidak linier akan berimbas kepada citra sekolah. Untuk harapan kedepannya mengenai penerapan kurikulum merdeka, Otong berharap tetap berlanjut dan berkembang.
“Keinginan sekolah mah tetap berlanjut karena ini akan dikembangkan lagi nanti,” ungkapnya.
Baca Juga:Tak Kuat Lepas Kepergian Sang Istri Tercinta, Ikang Fawzi Lemas di Pamakaman Marissa HaqueVadel Ketar Ketir, Nikita Mirzani Siap Hadirkan 2 Saksi Tambahan Hari Ini!
Hal tersebut dikarenakan jika menjadi tenaga pendidik, para guru harus siap menghadapi perubahan kurikulum walaupun nantinya secara inti tidak ada perbedaan. Para guru harus siap mengembangkan Kembali tujuan serta alur pembelajaran karena pemerintah hanya memberikan capaian pembelajaran.
“Nanti oleh guru dikembangkan lagi menjadi TP (Tujuan pembelajaran). kemudian ada bagaimana cara ATP-nya (Alur tujuan pembelajaran), sampai Akhinya ke modul ajar,” katanya.
Dengan melakukan pelatihan dan magang para tenaga pengajar di SMK Informatika sudah terbilang mumpuni. Ada yang membedakan lagi dari segi PKL, di SMK Informatika Sumedang pada tahun 2013 untuk pelaksanaan PKL dilaksanakan di semester 1 untuk kelas 11.
Sementara untuk kurikulum merdeka, pelaksaan PKL ada 3 sekema.
“Skema pertama bisa dilaksanakan di laksakan di semester 1, kemudian skema ke dua bisa dilaksanakan di pertengahan semester pertama dan kedua, terakhir bisa dilaksanakan di semester akhir,” tuturnya.
Dengan begitu kelas 12 akan dipenuhi oleh program PKL. Hal itu, menurutnya, bisa membantu siswa untuk membuka peluang dalam bekerja. (ahm)