Lirik dan Makna DIbalik Lagu Bangbung Hideung yang Menceritakan Tentang Seorang Pria Kesepian

Lirik dan Makna DIbalik Lagu Bangbung Hideung yang Menceritakan Tentang Seorang Pria Kesepian
Lirik dan Makna DIbalik Lagu Bangbung Hideung yang Menceritakan Tentang Seorang Pria Kesepian
0 Komentar

Nyagigir asa gigireunNangkarak asa luhureunNyagigir asa gigireunNangkarak asa luhureun

Jung nangtung asa lalanjungGek diuk asa tigulingLeumpang asa da ngalong kewang

Arti Lirik “Bangbung Hideung”

Lagu “Bangbung Hideung” memiliki lirik yang kaya akan makna dan simbolisme. Di bawah ini adalah analisis mendalam tentang arti dan makna dari lirik tersebut.

Makna Umum

“Bangbung Hideung,” yang berarti “kumbang hitam,” menggunakan metafora ini untuk menggambarkan seorang lelaki yang sangat mencintai seorang perempuan cantik. Dalam konteks ini, kumbang hitam melambangkan keindahan dan daya tarik, serta kecintaan yang mendalam terhadap sosok perempuan.

Baca Juga:Permohonan Maaf dari Andrew Andika kepada Sang Istri Perihal Kasus Narkoba yang MenjeratnyaKabar Duka: Marissa Haque, Istri Ikang Fawzi Telah Berpulang, Akan Dimakamkan di TPU Tanah Kusir

Bagian Lirik Pertama“Bangbung hideung bara-bara teuing diri, Leuheung bari dianggo ka sukagalih…”Pada bagian ini, terdapat ungkapan tentang perasaan yang mendalam. Kumbang hitam melambangkan pria yang merasakan konflik batin, di mana ia dilanda rasa tersiksa dan marah karena perasaannya yang kuat terhadap wanita yang dicintainya. Ini menunjukkan kompleksitas emosi yang sering kali menyertai cinta, terutama ketika ada rasa sakit yang mengikutinya.

Bagian Lirik Kedua“Ee..eeh.. banondari, nu geulis kawanti wanti…”Dalam lirik ini, sosok perempuan digambarkan sebagai bidadari dengan kecantikan yang tiada tara, diibaratkan seperti bunga-bunga berwarna-warni di kerajaan. Kecantikan yang luar biasa ini menciptakan rasa kagum dan sekaligus rasa sakit bagi pria yang mencintainya, mencerminkan bagaimana cinta sering kali dapat menjadi sumber kebahagiaan dan penderitaan sekaligus.

Bagian Lirik Ketiga“Aya ucap, paribasa sarung bantal mungguh cipruk…”Lirik ini menggambarkan kondisi psikologis pria setelah kepergian wanita yang dicintainya. Dia merasa kesepian dan terasing, terjebak dalam rasa rindu dan kesedihan. “Diimah keueung sorangan” mengekspresikan rasa takut dan kesendirian, mencerminkan betapa menyedihkannya perasaan ditinggalkan.

Lirik “Bangbung Hideung” tidak hanya sekadar ungkapan cinta, tetapi juga menyiratkan kompleksitas emosi manusia. Rasa cinta yang mendalam bisa berujung pada kesedihan, kesepian, dan kerinduan. Keindahan liriknya diimbangi dengan nuansa melankolis, menjadikannya relevan dan menyentuh bagi banyak pendengar.

Lagu ini, yang kini kembali viral dan dikenal sebagai salah satu lagu Sunda yang konon bisa menyebabkan kesurupan, menunjukkan betapa kuatnya daya tarik budaya dan emosional yang terkandung di dalamnya.

0 Komentar