sumedangekspres – Angka Stunting di Wilayah Puskesmas Situ Turun Signifikan.
Angka stunting di wilayah Puskesmas Situ mengalami penurunan yang cukup signifikan.
Pada bulan Agustus, angka stunting tercatat sebesar 5,93 persen, turun dari 6,4 persen pada bulan Februari.
Hal tersebut disampaikan Kepala Puskesmas Situ, Dr Hj Ratih Noor Agni kepada Sumeks, Senin (7/10).
Baca Juga:Kengerian Pasangan Kanibal, Dicurigai Sudah Memakan 30 OrangSosialita Cantik Dikurung Ibunya Selamat 25 Tahun Tanpa Cahaya Matahari, Ini Kisah Tragis Blanche Monnier
“Ini merupakan pencapaian yang menggembirakan, terutama dibandingkan dengan data sebelumnya yang menunjukkan angka stunting sebesar 6,4 persen pada bulan Februari,” tuturnya.
Penurunan angka stunting tersebut diperoleh melalui program penimbangan balita yang dilakukan pada bulan Agustus.
Kegiatan tersebut tidak hanya meliputi penimbangan dan pengukuran tinggi badan balita, tetapi juga pemberian vitamin A untuk mendukung kesehatan anak-anak.
“Hasil dari kegiatan penimbangan yang sudah kami laksanakan belum secara resmi diluncurkan oleh Dinas Kesehatan. Namun, berdasarkan input data melalui aplikasi, kami sudah mendapatkan gambaran mengenai penurunan angka stunting,” ungkapnya.
Ratih menjelaskan, angka 5,93 persen tersebut jauh di bawah target yang ditetapkan oleh pemerintah kabupaten, yaitu tujuh persen.
Hal tersebut menunjukkan kemajuan yang signifikan dalam upaya penanggulangan stunting di wilayah Puskesmas Situ yang mencakup lima desa dan satu kelurahan.
“Keberhasilan ini adalah hasil kerjasama dari berbagai lintas program dan sektor yang bersatu padu untuk mengatasi masalah stunting,” tambahnya.
Baca Juga:Serem Banget, Pembunvh Berantai ini Membuat Souvenir dari Puluhan KorbannyaBelut Hidup di Dalam Perut Seorang Pria, Masuk Lewat Belakang, Kok Ga Kerasa?
Meski demikian, Ratih menekankan pentingnya untuk tetap waspada dan terus berupaya agar angka stunting tidak kembali meningkat.
“Walaupun sudah terjadi penurunan, kami tidak ingin lengah. Kami akan terus berupaya agar tidak ada kasus baru stunting. Harapannya, kami bisa mencapai zero new stunting,” katanya.
Ratih juga menekankan pentingnya intervensi bagi anak-anak di bawah usia dua tahun, yang masih dapat diperbaiki kondisinya. Sementara untuk anak-anak di atas dua tahun, meskipun lebih sulit, upaya akan tetap dilakukan.
“Kasus-kasus lama akan tetap kami tindaklanjuti semampu kami. Kami berharap tidak ada kasus baru stunting lagi, sehingga kami bisa mencapai target zero new stunting,” ujarnya.
Dalam upaya tersebut, Dr Ratih mengajak masyarakat untuk berperan aktif dan mandiri dalam mengatasi masalah stunting.