sumedangekspres, Surabaya – Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN), Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menampilkan disertasi berjudul “Transformational Leadership and Human Resources Orchestration towards Indonesia Emas 2045” dalam Ujian Doktor Terbuka yang berlangsung di Universitas Airlangga, Senin (07/10/2024).
Dari disertasi yang ia kembangkan, disebutkan ada sedikitnya tujuh rekomendasi kebijakan yang perlu dihasilkan untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045.
Tujuh rekomendasi kebijakan itu, dirumuskan dari hasil permasalahan yang ia temukan di lapangan dan kemudian disimpulkan ke dalam lima poin.
Baca Juga:Banyak Potensi Belum Tergali, Sekda Ajak OPD Lebih Fokus Lagi Sukseskan ProgramInformasi publik Tak Sekedar Transparansi, Namun Berdampak Terhadap Kesejahteraan
“Pertama faktor kunci transformasi ekonomi terletak pada kepemimpinan yang efektif, kapasitas SDM, serta tata kelola yang kuat yang mendukung inovasi dan daya saing tinggi. Kedua, terdapat ketidaksesuaian antara prodi yang berkembang di dunia pendidikan nasional dengan kebutuhan sektor industri di mana bidang studi non-STEM lebih dominan,” kata Menteri AHY.
Permasalahan ketiga yang ia temukan adalah terdapat ketidakselarasan antara output yang diproduksi oleh dunia pendidikan dengan prioritas penelitian nasional yang menunjang transformasi ekonomi, khususnya untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan daya saing global.
Keempat, untuk keluar dari jebakan middle income trap, menurut Menteri AHY Indonesia perlu mengorkestrasi sektor prioritas ekonomi strategis baik dari industri primer, sekunder, maupun tersier.
“Tentu dengan penguatan utama pada sub dimensi Research and Development (RnD) khususnya melalui peningkatan produktivitas smart home appliances. Dan kelima dibutuhkan kepemimpinan transformasional di semua lini untuk mengorkestrasi SDM melalui sektor pendidikan industri berbasis pada keunggulan dan potensi sumber daya lokal masyarakat kita,” lanjut Menteri AHY.
Adapun ketujuh rekomendasi kebijakan untuk mengatasi hal tersebut antara lain dengan memastikan agar prodi perguruan tinggi di Indonesia selaras dengan kebutuhan industri.
Kemudian, dengan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pendidikan tinggi hingga 60%; meningkatkan proporsi lulusan berbasis STEM yang fokus pada RnD hingga 40%; dan terakhir dengan meningkatkan belanja RnD dari 0,28% hingga 2% dari GDP.
“Kita juga perlu melakukan evaluasi program beasiswa yang bersumber dari APBN agar selaras dengan industri strategis dan dapat memenuhi kebutuhan SDM menopang transformasi ekonomi. Selain itu, perlu menetapkan sektor prioritas strategis yang harus dikembangkan serta menciptakan kawasan percontohan untuk membangkitkan kekuatan ekonomi baru di sejumlah daerah, serta menyiapkan pemimpin yang transformasional yang visioner dan efektif dalam mengorkestrasi SDM yang bisa mengisi sektor prioritas strategis utama,” pungkas Menteri AHY.