Anak Muda Desa Pasirnanjung Lestarikan Budaya

MEMPERTAHANKAN: Sejumlah warga Desa Pasirnanjung Kecamatan Cimanggung saat menggelar kesenian di desanya, baru
MEMPERTAHANKAN: Sejumlah warga Desa Pasirnanjung Kecamatan Cimanggung saat menggelar kesenian di desanya, baru-baru ini.
0 Komentar

sumedangekspres, CIMANGGUNG – Desa Pasirnanjung di Kecamatan Cimanggung, terus berupaya menjaga dan melestarikan budaya Sunda di tengah arus modernitas. Desa tersebut tidak hanya dikenal sebagai destinasi wisata alam, tetapi juga sebagai pusat kebudayaan Sunda.

Pelestarian budaya dilakukan dengan berbagai kegiatan seni dan budaya yang melibatkan masyarakat, terutama generasi muda. Salah satu inisiatif utama adalah pembentukan objek wisata Pasirnanjung Geulis, yang selain menyuguhkan keindahan alam juga menjadi tempat untuk pagelaran seni Sunda.

Saung-saung yang tersebar di area ini sering menjadi lokasi pertemuan warga untuk menyelenggarakan pertunjukan budaya, seperti tarian tradisional, seni bela diri, dan adu ketangkasan domba.

Baca Juga:PC GP Ansor Sumedang Kembangkan Organisasi MandiriDua Alumni GP Ansor Jadi Calon Bupati Sumedang

Cucu Hermawan, pegiat seni Sunda di desa tersebut, menegaskan, kegiatan seni bertujuan untuk mengenalkan dan memperkuat identitas Sunda pada generasi muda.

“Kami ingin anak-anak memahami dan bangga dengan warisan budaya leluhur mereka,” ujarnya kepada Sumeks, baru-baru ini.

Edukasi dan pelatihan seni dilakukan rutin, di mana anak-anak diajarkan memainkan alat musik tradisional Sunda seperti angklung dan gamelan. Tari Kuda Renggong menjadi salah satu pagelaran yang paling diminati di Desa Pasirnanjung.

Tarian khas Sumedang ini biasanya ditampilkan dalam acara-acara besar dan selalu menarik perhatian warga, terutama anak-anak. Selain itu, adu ketangkasan domba juga rutin diadakan dan menjadi daya tarik bagi wisatawan dari luar desa.

Melalui upaya tersebut, Desa Pasirnanjung berhasil menjaga karakter budaya Sunda. Warga berharap, nilai-nilai budaya tersebut tidak hanya terlihat dalam pagelaran seni, tetapi juga diterapkan dalam kehidupan sehari-hari sebagai bagian dari identitas daerah.

“Saya berharap masyarakat, terutama anak-anak, dapat menerapkan nilai-nilai leluhur ini dalam kehidupan mereka sehari-hari,” pungkas Cucu. (kos)

0 Komentar