Kawasan Industri Disinyalir Jadi Penyebab Menyusutnya Pasokan Air Bersih

SURUT: Aliran air di Sungai Cisurupan kini menjadi kering diduga dampak adanya Kawasan Industri Dwipapuri Keca
SURUT: Aliran air di Sungai Cisurupan kini menjadi kering diduga dampak adanya Kawasan Industri Dwipapuri Kecamatan Cimanggung.
0 Komentar

sumedangekspres, CIMANGGUNG – Desa Sawahdadap, Kecamatan Cimanggung, tengah menghadapi krisis kekurangan air bersih. Warga desa hanya bisa mengandalkan sumber air dari pompa artesis yang ada di tiga dusun, dimana masing-masing dusun hanya mampu mengaliri air ke empat Rukun Warga (RW), yang dirasa masih sangat terbatas.

Di Dusun 3, salah satu pompa air sempat rusak beberapa hari yang lalu, sehingga debit air yang mengalir ke warga berkurang drastis. Namun, kini pompa tersebut telah diperbaiki, dan pasokan air kembali normal.

“Saat terjadi kekurangan air, kami sempat mendapat pasokan dari luar. Sekarang, setelah pompa diperbaiki, aliran air kembali normal,” jelas Kepala Desa Sawahdadap Suganda melalui Sekretaris Desa Sawahdadap, Inka Zakiah kepada Sumeks, baru-baru ini.

Baca Juga:Dinilai Melanggar Aturan, Satpol PP Turunkan APK di Depan Kantor PPSHati-hati! Terowongan Tol Cisumdawu Blok Bedeng Rawan Begal

Inka menambahkan, selain masalah teknis, keberadaan kawasan industri di sekitar Desa Sawahdadap turut memperburuk kekurangan air yang dialami warga. Kawasan industri Dwipapuri dinilai menjadi penyebab utama berkurangnya pasokan air bersih di desa.

“Wilayah kami sebenarnya memiliki sumber mata air, terutama di sekitar Dusun 3 Pamatang Cisurupan, tetapi kini debit airnya sangat berkurang,” katanya.

Kawasan industri tersebut, menurut Inka, telah mempengaruhi ekosistem air di sekitar desa. Meskipun saat ini sudah ada aturan yang melarang pabrik-pabrik di sekitar industri mengambil air tanah, dampak dari eksploitasi sebelumnya masih terasa.

“Mungkin karena industri itu, sumber air kami jadi menyusut,” ujar Inka lagi.

Inka menceritakan bahwa kondisi ini berbeda jauh dengan sekitar tahun 2000-an. Saat itu, aliran air di Sungai Cisurupan masih sangat normal, bahkan sungai tersebut sering dijadikan sumber air untuk berbagai kebutuhan warga.

“Dulu, sungai Cisurupan selalu mengalir deras, tapi sekarang terlihat kering,” ungkapnya.

Selain itu, permasalahan lain yang dihadapi adalah kurangnya perawatan infrastruktur air yang ada. Beberapa warga bahkan harus mencari alternatif lain seperti membeli air dari luar atau menggunakan air yang disalurkan oleh tangki-tangki bantuan.

Baca Juga:Polisi di Sumedang Ingatkan Driver Ojol Taati Aturan LalulintasKPU Sumedang Gandeng Pemuda Sosialisasi Pilkada 2024

Ia mengaku pentingnya perbaikan infrastruktur dan upaya lebih lanjut dalam menjaga kelestarian sumber daya air di desa. Pemerintah desa berencana berkoordinasi dengan pihak industri untuk memastikan penggunaan air yang lebih bijak serta menjaga agar sumber air tetap bisa diandalkan warga.

0 Komentar