Puskesmas Kotakaler Sukses Turunkan Angka Stunting

Puskesmas Kotakaler Sukses Turunkan Angka Stunting
Kasubag TU Puskesmas Kotakaler Oih Solih Beni Adam, M.M., saat memaparkan terkait stunting di wilayah kerja Puskesmas Kotakaler kepada Sumeks, kemarin (AHMAD SOFA/SUMEKS)
0 Komentar

sumedangekspres – Puskesmas Kotakaler Sukses Turunkan Angka Stunting.

Penurunan angka stunting di wilayah kerja Puskesmas Kotakaler menunjukkan perkembangan yang cukup positif. Hal tersebut sejalan dengan upaya mendukung program Pemerintah Kabupaten Sumedang dalam penanganan stunting tahun 2024.

Kepala Puskesmas Kotakaler, dr Hj Mela Amaliani MMRS, melalui Kasubag TU Puskesmas Kotakaler, Oih Solih Beni Adam MM, menyampaikan, penurunan angka stunting di Kelurahan Kotakaler mencapai 12,79%, di Desa Rancamulya sebesar 8,1%, dan di Kelurahan Talun tercatat 5,78%.

“Secara rata-rata, penurunan stunting di wilayah kerja Puskesmas Kotakaler mencapai 8,89%. Meskipun target kami adalah 7%, secara keseluruhan angka tersebut sudah menunjukkan penurunan yang signifikan,” ujar Oih Solih kepada Sumeks, Rabu (16/10).

Baca Juga:Kunci Gitar Lagu Cantik – Kahitna: Ada hati yang termanis dan penuh cintaKunci Gitar Lagu Sampai Tutup Usia – Angga Candra: Aku tercipta oleh-Nya Untuk slalu cintai kamu

Untuk mencapai target tersebut, Puskesmas Kotakaler melaksanakan berbagai program penanganan stunting, seperti Aksi Bergizi di sekolah-sekolah, konseling Program Manajemen Bayi dan Anak (PMBA), profil stunting, pendampingan bagi bayi dan balita stunting, pemeriksaan berkala garam beriodium, serta kelas untuk ibu hamil dan ibu balita. Selain itu, kunjungan bagi ibu hamil dengan anemia juga dilakukan secara rutin.

Oih menekankan pentingnya dukungan lintas sektor, terutama di Desa Rancamulya dan Talun, di mana penurunan angka stunting cukup signifikan. Namun, tantangan utama di Kotakaler adalah tingginya mobilitas penduduk.

“Banyak bayi dan balita di Kotakaler yang berasal dari luar daerah dan seringkali dititipkan kepada pengasuh saat orang tua bekerja. Hal ini dapat mengurangi perhatian terhadap asupan gizi anak-anak, yang bisa memicu masalah stunting,” jelas Oih.

Ia juga mengajak lurah dan kepala desa untuk bekerja sama dalam memberikan perhatian lebih kepada keluarga yang memiliki bayi dan balita. Pemeriksaan rutin di posyandu dan dukungan bagi keluarga kurang mampu sangat diperlukan agar anak-anak mendapatkan gizi yang cukup.

“Dukungan dari masyarakat sangat penting untuk memastikan setiap bayi dan balita mendapatkan perhatian dan gizi yang memadai. Kami berharap semua pihak dapat berperan aktif dalam program ini,” tutupnya.

Dengan adanya kesadaran dan kolaborasi dari berbagai pihak, Puskesmas Kotakaler berharap angka stunting di wilayah ini terus menurun dan dapat mencapai target Kabupaten Sumedang menuju zero stunting. (ahm)

0 Komentar