Tujuh Pendaki Hilang di Gunung Gadog Garut

SELAMATKAN: Sejumlah petugas SAR Bandung saat akan melaksanakan pencarian pendaki yang hilang di Gunung Gadog,
SELAMATKAN: Sejumlah petugas SAR Bandung saat akan melaksanakan pencarian pendaki yang hilang di Gunung Gadog.
0 Komentar

sumedangekspres, GARUT – Tujuh pendaki dilaporkan hilang di kawasan Gunung Gadog, Desa Suci, Kecamatan Karangpawitan, Kabupaten Garut, setelah melakukan pendakian pada Minggu (20/10). Kantor SAR Bandung menerima laporan kehilangan tersebut pada Senin (21/10) sekitar pukul 12.40.

Menurut informasi yang diterima, ketujuh survivor, yang terdiri dari Yaya (60), Apit (58), Aep (60), Duyeh (45), Andri (45), Dedi Rohendi (48), dan Yadi (51), berangkat mendaki sejak pukul 06.30 WIB. Namun, pada hari yang sama sekitar pukul 19.00, Yaya mengirimkan pesan kepada istrinya, Yanti, bahwa rombongan tersesat di tengah perjalanan.

Pesan ini menjadi penanda awal akan adanya situasi darurat di jalur pendakian Gunung Gadog. Keluarga Yaya dan perangkat desa segera melaporkan kejadian tersebut kepada Polsek Karangpawitan, yang kemudian meneruskan laporan ke Kantor SAR Bandung.

Baca Juga:Bocah Keluyuran Malam Bawa Cerulit, Diduga Hendak Tawuran, Polsek Tanjungkerta Gerak CepatSantri Paling Aktif Gelorakan Perlawanan Terhadap Penjajah

Mamang Fatmono, Pelaksana Harian Kasie Operasi dan Siaga Kantor SAR Bandung, mengerahkan dua tim penyelamat dari Pos SAR Tasikmalaya dan Kantor SAR Bandung untuk segera menuju lokasi dan memulai upaya pencarian. Tim SAR melakukan koordinasi dengan berbagai unsur terkait di lapangan, termasuk Polsek Sukahurip dan anak Yaya, yang ikut memberikan informasi penting mengenai lokasi terakhir komunikasi yang terjalin.

“Koordinasi terus kami lakukan, termasuk dengan keluarga korban dan aparat setempat, untuk memastikan langkah pencarian berjalan efektif dan tepat sasaran,” ujar Mamang.

Tim masih berada di lapangan untuk menyusun pemetaan jalur pencarian dan menentukan strategi penyelamatan. Mengingat luasnya area dan kondisi geografis yang cukup menantang, operasi pencarian dilanjutkan, Selasa (22/10) dengan harapan cuaca mendukung dan memberikan akses lebih mudah bagi tim SAR untuk menjangkau area-area sulit.

Menurut Ovan dari Universitas Padjadjaran, insiden seperti ini sering terjadi pada pendaki amatir yang kurang memahami medan dan tidak mempersiapkan diri dengan baik.

“Pendakian gunung membutuhkan persiapan fisik dan mental yang matang, serta pemahaman yang mendalam tentang jalur yang akan dilalui. Selain itu, penting juga untuk selalu membawa alat komunikasi cadangan dan peta jalur, agar dapat membantu dalam situasi darurat seperti ini,” ungkapnya.

Dengan situasi yang masih berkembang, pihak keluarga dan masyarakat setempat berharap pencarian bisa segera membuahkan hasil dan ketujuh pendaki dapat ditemukan dalam keadaan selamat. (kos)

0 Komentar