“Banjir sering kali menggenangi jalan, merugikan pedagang dan membuat pembeli enggan datang,” ujar Amung.
Untuk mengatasi masalah tersebut, Diskoperindag akan fokus pada pembenahan saluran air, jalan pasar, dan atap yang rusak. Amung juga mengungkapkan bahwa anggaran sekitar Rp 700 juta akan digunakan untuk pemeliharaan mendesak, meskipun revitalisasi total membutuhkan dana yang lebih besar.
Selain itu, Pasar Parakanmuncang sedang berproses menuju penerapan sistem pembayaran Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS). Saat ini, sekitar 70 persen pasar telah menerapkan QRIS, meskipun masih ada tantangan dalam sosialisasi penggunaan non-tunai.
Baca Juga:Srikandi, Digitalisasi Tata Kelola Arsip di SumedangTour Office Gadai Experience session 6 PT Pegadaian Cabang Sumedang dengan Mahasiswa FEB Akuntansi 3 UNSAP
“Kami terus mendorong penggunaan QRIS agar lebih luas, meskipun belum semua pedagang dan pembeli familiar dengan sistem ini,” tutup Amung.
Dengan langkah-langkah tersebut, baik di sektor infrastruktur maupun ekonomi, diharapkan Pasar Parakanmuncang dapat menjadi pusat kegiatan ekonomi yang lebih baik, seiring dengan upaya pemerintah dalam meningkatkan pelayanan dan kesejahteraan masyarakat di Dapil 5 Jatinangor-Cimanggung. (kos)