Ketergantungan Industri pada Batu Bara Hambat Transisi Energi Hijau di Jawa Barat

TERBATAS: Perusahaan industri tekstil masih banyak yang bergantung pada sumber energi batu bara yang menimbulk
ISTIMEWA, TERBATAS: Perusahaan industri tekstil masih banyak yang bergantung pada sumber energi batu bara yang menimbulkan dampak lingkungan.
0 Komentar

sumedangekspres, JATINANGOR – Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Jawa Barat, Wahyudin Iwang, menyoroti ketergantungan yang masih tinggi pada batu bara di Provinsi Jawa Barat. Menurutnya, pemerintah daerah masih bergantung pada batu bara sebagai sumber energi utama, meskipun dampak lingkungan yang ditimbulkan semakin nyata.

Kritik tersebut mengemuka di tengah desakan untuk beralih ke energi bersih guna mengurangi emisi dan menjaga keberlanjutan lingkungan. Wahyudin menjelaskan, ketergantungan terhadap batu bara dapat dilihat dalam dokumen Rencana Umum Energi Daerah (RUED) Jawa Barat, yang belum secara tegas memprioritaskan penggunaan energi terbarukan.

“Dalam dokumen RUED, batu bara masih memiliki porsi signifikan. Ini menunjukkan komitmen yang masih terbatas dalam transisi energi,” kata Iwang, baru-baru ini.

Baca Juga:Desa Cerdas Digital Tingkatkan Literasi Warga PasirnanjungWarga Cimanggung Diimbau Cegah Money Politik

Kondisi tersebut, menurutnya, akan menyulitkan Jawa Barat dalam mencapai target energi bersih yang sudah dicanangkan.

Di sektor industri, penggunaan batu bara masih mendominasi, terutama di industri tekstil yang menjadi salah satu sektor penggerak ekonomi Jawa Barat. Iwang mengungkapkan, banyak industri tekstil masih mengandalkan batu bara sebagai sumber energi utama untuk proses produksinya.

“Penggunaan batu bara di sektor ini adalah tantangan besar, terutama dalam mencapai target transisi energi bersih,” tambahnya.

Menurutnya, banyak perusahaan yang belum serius berupaya mencari alternatif energi. Meski begitu, Iwang mengapresiasi beberapa perusahaan yang mulai beralih ke energi terbarukan.

Upaya ini memang masih terbatas, namun menjadi langkah awal yang patut didorong agar semakin banyak industri yang mau beralih.

“Ada beberapa perusahaan yang sudah mulai memanfaatkan energi terbarukan, namun jumlahnya masih sangat sedikit dibandingkan dengan keseluruhan industri,” jelasnya.

Menurut Iwang, dukungan kebijakan dan insentif dari pemerintah akan sangat penting untuk mendorong perubahan ini.

Baca Juga:Dinas Pertanian Sumedang Usulkan 20 Ribu Ton Pupuk Subsidi untuk Tahun 2025GDK Akan Tingkatkan Olahraga Sumedang

Selain itu, Iwang menekankan pentingnya peran pemerintah dalam mempercepat transisi energi. Menurutnya, kebijakan yang lebih tegas dalam mengurangi ketergantungan pada batu bara harus segera diterapkan.

“Jika pemerintah serius, seharusnya ada insentif atau regulasi yang mendorong industri untuk mengadopsi energi bersih,” ujar Iwang.

0 Komentar