3. Mobil Mogok
Mobilku malah mogok saat aku dalam perjalanan menuju rumah sakit untuk memeriksa kandungan istriku yang sedang hamil.
“Ah, sial,” umpatku pelan. Aku akhirnya melihat ke sekitar dan untungnya ada pom bensin yang cukup dekat dari letak dimana mobilku mogok.
Jadi, setelah aku memastikan istriku aman didalam mobil, akupun bergegas pergi ke pom itu untuk meminta bantuan. Untungnya orang-orang yang ada di pom adalah orang baik dan mereka bersedia membantuku.
Baca Juga:Program Pembangunan Tiga Juta Rumah, Menteri Nusron: Ada 157 Hektare Tanah Telantar Siap DitindaklanjutiAgen BRILink Permudah Transaksi Keuangan di Kabupaten Empat Lawang, Menjangkau Hingga Pelosok Desa
Bersama-sama kami-pun bergegas menuju mobilku yang masih terparkir disisi jalan. Betapa terkejutnya aku saat melihat istriku yang sudah berlumuran darah dan ada orang asing yang didalam mobil.
Marah, akupun membuka pintu dan mencekik orang asing itu sambil berteriak,”Kenapa kau membunuh istriku?!”
Namun, orang-orang yang ikut datang bersamaku justru malah menghentikan aku untuk tidak menyakiti orang asing itu dan aku menjadi semakin marah.
“Kenapa kalian menghentikan aku?! Orang itu sudah membunuh istriku!! Dia bersalah!!” teriakku frustasi dan penuh amarah.
4. Pindahan
Sebagai seorang mahasiswi yang merantau keluar kota, tentu aku harus mencari kost-kostan untuk menetap selama aku tinggal di kota T.
Hari pertama aku pindah ke kostan tersebut, aku sudah disambut oleh tetangga yang sama sekali tidak berniat untuk bersikat baik kepadaku.
Malas memperpanjang urusan, aku mengabaikan semua perlakuan dinginnya kepadaku, lagipula kami tidak dekat jadi aku sama sekali tidak peduli.
Baca Juga:Kemudahan Top Up Game Mobile Legends Lewat BRImoBRI dan HIPMI Jalin Sinergi Strategis untuk Dorong Pengusaha Muda Naik Kelas
Suatu hari ku dengar dia pergi pulang kampung. “Ah, akhirnya satu orang menyebalkan sudah pergi,” bisikku pada diriku sendiri lalu aku hanya melanjutkan kehidupan kuliahku seperti biasa.
Namun, entah kenapa, semenjak tetangga menyebalkan itu pergi aku mulai merasakan banyak hal aneh terjadi di kamar kostanku.
Aku selalu mendengar suara sesuatu yang bergerak diatap kamarku. Tikus? tidak, sepertinya tikus tidak akan menimbulkan gerakan senyaring itu. Kucing? bisa jadi.
Jadi kuputuskan untuk mengabaikan suara-suara tersebut dan menjalani aktifitasku seperti biasanya. Suara itu juga sering terdengar dan diwaktu yang acak, tapi karena terbiasa aku terus mengabaikannya.