sumedangekspres, CIMANGGUNG – Desa Sukadana, Kecamatan Cimanggung, resmi meluncurkan program budidaya ikan dengan teknik bioflok pada tahun anggaran 2024. Program tersebut diharapkan mampu meningkatkan ekonomi masyarakat melalui penerapan teknologi yang efisien dan ramah lingkungan.
Camat Cimanggung, Agus Wahyudin, menyatakan optimisme bahwa teknik ini akan memberikan dampak positif bagi kesejahteraan warga.
“Kami berharap program ini mampu membantu masyarakat mendapatkan tambahan pendapatan secara berkelanjutan,” ujarnya, baru-baru ini.
Baca Juga:Tanam Jagung Hibrida dan Sukun di Cimalaka, Tentara Dorong Ketahanan PanganToko Duta, Tempat Belanja Tas Favorit di Sumedang
Program tersebut berfokus pada budidaya ikan lele dan nila, yang memiliki permintaan pasar tinggi.
Uden Taufik, Kasi Pemerintahan Desa Sukadana, menjelaskan, teknik bioflok menggunakan kolam berbentuk bundar berdiameter 1–3 meter dengan kedalaman minimal 2 meter. Setiap kolam dapat diisi 15 kg bibit ikan dan menghasilkan hingga 1 kuintal ikan dalam waktu empat bulan.
Saat ini, sudah ada 21 kolam bioflok di Desa Sukadana, dan jumlahnya terus bertambah seiring minat warga yang meningkat.
Biaya pembuatan kolam bioflok, sekitar Rp 1,5 juta per unit, dinilai terjangkau dengan potensi keuntungan yang menjanjikan. Pemerintah desa juga memberikan pendampingan dan pelatihan agar warga mampu mengelola kolam secara optimal.
“Kolam bioflok ini diharapkan menjadi percontohan bagi masyarakat lain yang ingin memulai budidaya ikan,” jelas Uden.
Teknik bioflok sendiri merupakan metode budidaya ikan berbasis rekayasa lingkungan. Sistem ini memanfaatkan campuran kotoran ikan, sisa pakan, dan senyawa organik untuk membentuk bioflok yang bermanfaat sebagai nutrisi bagi ikan.
Dengan program tersebut, Desa Sukadana menunjukkan komitmennya untuk mengembangkan ekonomi lokal secara berkelanjutan dan ramah lingkungan, sekaligus membuka peluang bagi desa menjadi sentra budidaya ikan di wilayah Cimanggung. (kos)