“Melalui pemetaan ini, kepakaran dosen akan lebih jelas, sehingga dapat memberikan kontribusi maksimal bagi pengembangan Prodi Inpar,” imbuhnya.
FGD ini juga mendapat dukungan penuh dari Bidang Sumber Daya Manusia (SDM) dan Program Studi Kepariwisataan UPI. Sebanyak empat narasumber memberikan arahan dan masukan strategis untuk membantu Prodi Inpar dalam menyempurnakan kurikulumnya.
Prof Yudha mengungkapkan, revisi kurikulum Prodi Inpar dilakukan berdasarkan hasil visitasi asesor BAN-PT yang memberikan masukan bahwa kurikulum sebelumnya belum sepenuhnya sesuai dengan kebutuhan industri pariwisata.
Baca Juga:HUT Ke-79 Brimob, Kawal Persatuan dan Netralitas Kasus DBD di Sumedang Meningkat: Tujuh Orang Tewas
“Kini kurikulum Prodi Inpar telah disesuaikan dengan payung utama studi pariwisata, yaitu akomodasi, destinasi, event, dan travel,” jelasnya.
Hasil FGD ini juga berhasil merumuskan kepakaran dosen, yang akan menjadi dasar dalam pengembangan Prodi Inpar ke depan. Prof Yudha berharap, Prodi Inpar UPI Kampus Sumedang dapat memiliki ciri khas yang membedakannya dari prodi pariwisata lainnya.
“Focus group ini berawal dari masukan asesor BAN-PT untuk merevisi kurikulum. Alhamdulillah, revisi telah selesai dan FGD ini menjadi langkah untuk meninjau sejauh mana kurikulum yang baru telah sesuai dengan kebutuhan industri pariwisata,” tuturnya.
Ia menambahkan, memiliki KBK adalah kewajiban setiap prodi agar dosen dan mahasiswa dapat memiliki arah yang jelas.
“KBK membantu dosen untuk mengembangkan kemampuan dan mendukung mahasiswa agar lebih terarah dalam mengembangkan keilmuan di bidang pariwisata,” kata Prof. Yudha.
Dengan FGD ini, Prodi Inpar UPI Kampus Sumedang diharapkan semakin kokoh dalam mengembangkan potensi keilmuan dan menjadi bagian penting dalam pengembangan industri pariwisata yang berdaya saing. (ahm)