Virus ini tidak membahayakan tubuh karena telah direkayasa sedemikian rupa agar berfungsi sebagai “kendaraan” yang mengantarkan gen sehat ke dalam sel tubuh. Setelah masuk ke dalam sel, gen sehat tersebut menggantikan gen yang rusak, memungkinkan sel untuk berfungsi normal kembali.
Selain itu, gen sehat juga dapat membantu tubuh mengurangi produksi protein yang tidak sehat atau meningkatkan produksi protein yang dibutuhkan tubuh untuk berfungsi dengan baik.
Sebelum melakukan terapi gen, dokter akan melakukan pemeriksaan terlebih dahulu dengan mengambil sampel darah pasien. Sampel ini kemudian diperiksa di laboratorium untuk mengetahui jenis penyakit atau kelainan genetik yang diderita, serta apakah kondisi tersebut dapat diatasi dengan terapi gen.
Risiko Terapi Gen
Baca Juga:Gejala Penyebab dan Penggunaan Obat Mata untuk Anak BelekanPenyebab Dampak Merokok Dekat dengan Ibu Hamil
Meskipun terapi gen menawarkan potensi penyembuhan bagi beberapa penyakit, ada beberapa risiko yang perlu dipertimbangkan:
1. Biaya Tinggi Karena melibatkan teknologi canggih dan prosedur yang rumit, terapi gen cenderung memiliki biaya yang sangat tinggi.
2. Risiko Infeksi Virus Meskipun virus yang digunakan dalam terapi gen telah dimodifikasi dan tidak berbahaya, ada kemungkinan virus tersebut bisa menyebabkan infeksi atau reaksi yang tidak diinginkan. Sistem imun tubuh bisa saja menganggap virus tersebut sebagai ancaman dan berusaha menyerangnya, yang bisa mengurangi efektivitas terapi.
3. Kerusakan Sel Sehat Virus yang dimasukkan ke dalam tubuh mungkin tidak hanya menargetkan sel-sel yang rusak, tetapi juga bisa memasuki sel sehat. Ini berpotensi menyebabkan kerusakan pada sel-sel tubuh yang sehat.
4. Gagalnya Terapi Terapi gen tidak selalu berhasil, dan ada kemungkinan bahwa terapi ini tidak dapat mengatasi penyakit genetik secara efektif, bahkan bisa memperburuk kondisi.
5. Potensi Gangguan Kesehatan Seperti halnya prosedur medis lainnya, terapi gen dapat menyebabkan efek samping. Beberapa gangguan kesehatan yang mungkin muncul antara lain alergi, kerusakan organ atau jaringan tempat virus dimasukkan, serta kemungkinan munculnya penyakit kanker di kemudian hari.(*)