Berbagai Jenis Vaksin Bayi Baru Lahir: Hepatitis B, Polio, dan BCG

Berbagai Jenis Vaksin Bayi Baru Lahir
Berbagai Jenis Vaksin Bayi Baru Lahir.
0 Komentar

DPTVaksin DPT (Difteri, Batuk Rejan, dan Tetanus) melindungi bayi dari tiga penyakit berbahaya. Dosis vaksin DPT diberikan pada bayi usia 2–4 bulan untuk mengurangi risiko penyakit ini.

MMRVaksin MMR mencegah tiga penyakit sekaligus: campak, gondongan, dan rubella. Diberikan dalam dua dosis, dosis pertama pada usia 9 bulan dan dosis kedua pada usia 18 bulan.

HiBVaksin HiB mencegah infeksi bakteri Haemophilus influenzae type b yang dapat merusak saluran pernapasan, telinga, kulit, tulang, atau otak, serta menyebabkan pneumonia atau meningitis. Bayi di bawah 5 tahun berisiko tinggi terkena infeksi ini, jadi pastikan Si Kecil mendapatkan vaksin HiB dengan 3–4 dosis, tergantung jenis vaksinnya.

Baca Juga:Ikan Sumber Protein yang Baik untuk Perkembangan AnakDaftar Manfaat Rujak Buah bagi Kesehatan

PCVVaksin PCV mencegah infeksi pneumokokus yang disebabkan oleh bakteri Streptococcus pneumoniae, yang dapat menyebabkan pneumonia atau meningitis. Dosis vaksin PCV diberikan pada usia 2, 4, 6, dan 12 bulan.

RotavirusRotavirus adalah virus yang mengganggu sistem pencernaan dan dapat menyebabkan diare parah pada bayi. Untuk mencegah infeksi ini, vaksin rotavirus diberikan pada bayi usia 2 bulan hingga 6–8 bulan, tergantung jenis vaksinnya.

Catatan Penting:Karena sebagian besar vaksin bayi baru lahir memerlukan lebih dari satu dosis, Bunda dan Ayah perlu mencatat jadwal vaksinasi Si Kecil dan dosis vaksin yang telah diterima. Pastikan vaksin diberikan secara rutin dan lengkap agar efeknya maksimal.

Efek Samping VaksinSeperti obat lainnya, vaksinasi bisa menimbulkan efek samping. Namun, efek samping ini umumnya tidak berbahaya dan akan mereda dalam 2 hari. Beberapa gejala yang mungkin muncul setelah vaksinasi antara lain:

  • Demam
  • Area bekas suntikan tampak merah dan membengkak
  • Muncul benjolan di bekas suntikan
  • Bayi menjadi rewel dan susah tidur

Meskipun beberapa orang tua khawatir akan efek samping vaksin, perlu diketahui bahwa gejala ini biasanya tidak berbahaya dan menunjukkan bahwa tubuh bayi sedang membentuk kekebalan baru.

Namun, jika bayi menunjukkan reaksi yang lebih serius, seperti sesak napas, demam tinggi yang tidak mereda meski diberi obat penurun panas, atau kejang setelah vaksin, segera periksakan bayi ke dokter.

Setelah vaksin lengkap, tubuh bayi akan lebih kuat dan terlindungi dari penyakit. Selain itu, vaksin juga berperan dalam melindungi Si Kecil dari gangguan tumbuh kembang seperti stunting.(*)

0 Komentar