Panti Baca Ceria Lestarikan Dunia Seni dan Kebudayaan Sumedang

PERTAHANKAN: Sejumlah peserta saat kegiatan peluncuran buku dan pameran di Pendopo Kecamatan Sumedang Utara, b
ISTIMEWA, PERTAHANKAN: Sejumlah peserta saat kegiatan peluncuran buku dan pameran di Pendopo Kecamatan Sumedang Utara, baru-baru ini.
0 Komentar

sumedangekspres, KOTA – Panti Baca Ceria, bekerja sama dengan Goethe-Institut, menyelenggarakan program Menjaras Memori Kolektif, sebuah kegiatan untuk mendalami dan mendokumentasikan 10 Objek Pemajuan Kebudayaan (OPK) di Sumedang. Dokumentasi dilakukan melalui pengarsipan tulisan dan seni grafis, dengan hasil berupa buku dan karya seni yang dipamerkan di Pendopo Kecamatan Sumedang Utara, baru-baru ini.

Kegiatan tersebut dimulai sejak November dengan membuka panggilan bagi warga di 26 kecamatan di Sumedang untuk menjadi penulis serta satu seniman grafis. Melalui seleksi, terpilih 26 peserta yang merepresentasikan masing-masing kecamatan dan seorang seniman grafis residensi, Egga Jaya.

Acara peluncuran buku dan pameran dibuka langsung oleh Direktur Goethe-Institut Bandung, Matthias Hektor Ventker. Dalam sambutannya, Matthias menyampaikan, program tersebut adalah contoh bagaimana warisan budaya dapat dilestarikan melalui ekspresi seni kontemporer.

Baca Juga:Warga Tanjungmedar Semringah Terima Bantuan RutilahuASN Dituntut Kolaborasi Kembangkan SDM

“Antologi ini mencerminkan keragaman budaya Sumedang sekaligus menginspirasi refleksi tentang relevansi warisan budaya dalam konteks masa kini,” ungkapnya.

Ipul Saepulloh, pendiri Panti Baca Ceria sekaligus kurator kegiatan, menjelaskan, Menjaras Memori Kolektif merupakan bagian dari program literasi budaya Panti Baca Ceria yang sebelumnya telah menghasilkan 26 Buku Cerita Anak tentang Sumedang.

“Program ini bertujuan mengarsipkan OPK di Sumedang melalui tulisan dan seni, agar bisa dinikmati masyarakat luas dan menjadi warisan budaya bagi generasi mendatang,” jelasnya.

Peluncuran dan pameran turut dihadiri oleh berbagai pihak, termasuk Ki Kebo Kenongo yang membuka acara dengan rajah bubuka, Komunitas Imah Songah yang menampilkan musik pembuka, Camat Sumedang Utara, Kepala Disparbudpora Sumedang, Polsek Sumedang Utara, jajaran kepala desa, Dewan Kebudayaan Sumedang, mahasiswa, komunitas seni, dan ke-26 penulis.

Selain peluncuran di Sumedang, karya-karya tersebut direncanakan akan dipamerkan di Bandung pada awal 2025.

“Kami berharap buku ini tidak hanya menjadi arsip, tetapi juga bahan literatur bagi pendokumentasian budaya Sumedang untuk generasi mendatang,” pungkas Ipul.

Pameran seni hasil residensi Egga Jaya berlangsung hingga 28 Desember 2024 di Pendopo Kecamatan Sumedang Utara, setiap pukul 08.00-16.00. Warga Sumedang juga dapat mengikuti acara artist talk dan bedah buku sebagai bagian dari rangkaian kegiatan tersebut. (red)

0 Komentar