sumedangekspres, CIMANGGUNG – Kabupaten Sumedang, khususnya Kecamatan Cimanggung, menghadapi ancaman serius dari potensi bencana alam. Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Sumedang, Atang Sutarno, mengungkapkan, 90 persen wilayah Cimanggung masuk dalam kategori rawan bencana.
Dua jenis bencana utama yang menjadi perhatian adalah banjir bandang dan tanah longsor.
“Potensi bencana banjir di Cimanggung bukan jenis banjir rob, melainkan banjir bandang akibat luapan sungai,” ungkap Atang, baru-baru ini.
Baca Juga:Penjualan Sapi di Pasar Hewan Tanjungsari MenurunPetani di Desa Karanglayung Diberi Edukasi Tingkatkan Produktifitas
Ancaman tersebut menuntut peningkatan kewaspadaan dan kesiapsiagaan masyarakat, terutama melalui sosialisasi dan edukasi. Atang menjelaskan, beberapa desa seperti Cihanjuang, Sawahdadap, Cipareuag, Tegalmanggung, hingga Dindulang, masuk dalam kawasan rawan longsor.
Sementara itu, Desa Sindangpakuon, Cihanjuang, dan sebagian Desa Sawahdadap dinilai rentan terhadap banjir bandang.
“Kehati-hatian di daerah tertentu sangat penting, mengingat tingginya risiko bencana,” tegasnya.
Untuk menghadapi tantangan tersebut, BPBD Kabupaten Sumedang terus melakukan mitigasi bencana, termasuk memberikan pelatihan kepada kepala desa dan Forkopimcam Cimanggung.
“Kami fokus pada edukasi kebencanaan untuk memastikan masyarakat lebih siap menghadapi kemungkinan bencana,” tambah Atang.
Ia juga menekankan, normalisasi sungai merupakan langkah penting untuk mengurangi risiko banjir. Selain ancaman banjir dan longsor, Cimanggung juga menghadapi potensi gempa Megathrust yang hingga kini menjadi perhatian serius.
Atang mengingatkan, meskipun waktu terjadinya tidak dapat diprediksi, gempa Megathrust adalah ancaman nyata berdasarkan hasil riset dan analisis. Upaya mitigasi harus menjadi prioritas agar dampak bencana dapat diminimalisir. (kos)