sumedangekspres, KOTA – Perhatian pemerintah terhadap madrasah di Kabupaten Sumedang dinilai masih kurang memadai. Hal tersebut diungkapkan Kepala Madrasah Diniyah Takmiliyah Awaliyah (MDTA) Al-Ikhlas Desa Jatihurip, Kecamatan Sumedang Utara, Ustad Syarip Hidayat kepada Sumeks, baru-baru ini.
Menurut Ustad Syarip, MDTA Al-Ikhlas yang telah berdiri sejak 2004 dan kini memiliki 120 siswa dengan enam guru pengajar, menghadapi berbagai tantangan. Salah satunya adalah minimnya dukungan dari pemerintah, khususnya terkait fasilitas dan kesejahteraan tenaga pendidik.
“Selama ini, insentif untuk guru madrasah hanya diberikan sekali setahun melalui desa. Kami berharap insentif tersebut bisa diberikan setiap bulan. Saat ini, insentif guru sebagian besar berasal dari infak orang tua murid yang mampu, yaitu sebesar Rp20 ribu per murid. Namun, bagi siswa dari keluarga kurang mampu, kami tidak memungut biaya,” jelas Ustad Syarip.
Baca Juga:Musim Libur, Jans Park Jatinangor Ramai DikunjungiLiburan Seru, Wisata Alam Sejuk Mata Air Cikandung Cimalaka
Ia juga menyoroti kebutuhan mendesak akan sarana digital untuk mendukung pembelajaran yang kini serba terintegrasi secara online.
“Kami memerlukan bantuan laptop, komputer, dan printer karena tidak semua guru memiliki perangkat tersebut. Bahkan, beberapa guru tidak memiliki handphone karena faktor usia dan keterbatasan kemampuan teknologi,” tambahnya.
Selain itu, Ustad Syarip berharap adanya pelatihan untuk meningkatkan kompetensi para guru.
“Kami memohon kepada Pemerintah Kabupaten dan Provinsi agar dapat menganggarkan bantuan untuk madrasah, baik dalam bentuk insentif, buku kurikulum, sarana digital, maupun pelatihan kompetensi guru. Khususnya untuk MDTA Al-Ikhlas, dan umumnya bagi seluruh madrasah di Kabupaten Sumedang,” tutupnya. (ahm)