“Saya pernah mengalami kegagalan dalam rumah tangga, namun anak saya tidak bisa menjadi korban. Anak saya harus berhasil berkembang meski orang tuanya mengalami kegagalan. Dengan kerjasama yang baik antara saya dan ibu, lanjutnya, anak saya bisa terus maju, katanya.
Berkat dukungan penuh keluarga dan dedikasinya sendiri, Aquina mampu memukau para juri kompetisi tersebut.
Keberhasilannya meraih juara favorit pertama menjadi bukti bahwa kerja keras dan dukungan keluarga merupakan kombinasi yang tidak ada duanya.
Baca Juga:Rumah Roboh di Situraja Sumedang, Pemilik: Sudah Ada Feeling Akan TerjadiAMX Sumedang dan DPRD Dorong Penyelesaian Konflik Sengketa Tanah Masyarakat dan BPKH Jogja
Hetty pun berharap seni tari dan budaya di Sumedang tetap lestari meski zaman terus berkembang.
Harapannya, aktivitas tari dan budaya di Sumedang tidak hilang. Harus dipelihara (dilestarikan) seiring berjalannya waktu, kata Hetty.
Ia pun menyampaikan harapannya kepada pemerintah daerah, komunitas seni, dan pihak sponsor untuk lebih banyak mengadakan kegiatan seperti lomba atau kompetisi tari.
“Harapannya, baik pemerintah daerah, komunitas seni, maupun sponsorship dapat rutin mengadakan kompetisi. Selain untuk menjalin silaturahmi, kegiatan ini juga dapat terus mencari bakat sejak dini di bidang pendidikan khususnya seni budaya dan tari,” dia menambahkan.
Kisah ibu Hetty Andorina dan Aquina Adeeva Latisha menjadi contoh nyata betapa harmonisnya kerja sama dan dukungan keluarga mampu membuahkan penampilan gemilang.
Selain itu, hal ini juga menjadi pengingat bahwa kesenian tradisional seperti Tari Jaipong masih relevan dan penting untuk diwariskan kepada generasi muda dengan penuh cinta dan pengabdian (yga).