Pedagang Sayur Pasar Inpres Sumedang Menjerit, Harga Pangan Selangit

KELUHKAN: Salah satu pedagang sayur di Pasar Inpres Sumedang Erni saat berbincang dengan Sumeks mengenai kenai
KELUHKAN: Salah satu pedagang sayur di Pasar Inpres Sumedang Erni saat berbincang dengan Sumeks mengenai kenaikan harga pangan, Rabu (8/1).
0 Komentar

sumedangekspres, KOTA – Para pedagang sayur di Pasar Inpres Sumedang mengeluhkan dagangan yang semakin sepi pembeli, diduga akibat lonjakan harga bahan pokok dan kondisi ekonomi yang sulit. Keluhan tersebut disampaikan salah satu pedagang, Erni kepada Sumeks, Rabu (8/1).

“Sayur saya sangat sepi pembeli, bahkan tidak ada yang beli. Mungkin karena harga bahan pokok naik, termasuk cabai yang kini tembus Rp130 ribu per kilogram. Kalau beli Rp5.000 saja dapatnya sedikit. Ini membuat kami bingung dan pusing,” ujar Erni.

Erni juga mengungkapkan kesedihannya karena pendapatan yang terus menurun. Ia berharap situasi pasar kembali ramai agar pedagang kecil seperti dirinya bisa mendapatkan pemasukan.

Baca Juga:Kabel Listrik Kendor di Desa Cipanas Bahayakan Pengguna JalanPolemik Sengketa Tanah SDN Pasirhuni Belum Usai

“Sangat sedih kalau tidak ada pemasukan. Semoga nanti ramai lagi,” tambahnya.

Selain cabai, harga bahan pokok lain seperti bawang merah juga mengalami kenaikan signifikan. Menurut Erni, cuaca ekstrem diduga menjadi penyebab minimnya stok cabai dan bawang, sehingga harga melonjak.

Ia berharap pemerintah segera turun tangan untuk menstabilkan harga bahan pokok demi meringankan beban masyarakat.

Tidak hanya pedagang sayur, usaha kecil lainnya juga merasakan dampak ekonomi yang lesu. Elsa, seorang karyawan toko di Sumedang, mengaku, pendapatan tokonya jauh menurun dibandingkan periode sebelumnya.

“Biasanya, di hari biasa kami bisa dapat Rp100 ribu, tapi pernah juga hanya dapat Rp35 ribu. Kalau ada momen seperti libur sekolah, pergantian tahun, atau Lebaran, pendapatan bisa mencapai Rp3-4 juta,” ujar Elsa.

Ia menambahkan, meski situasi kini lumayan stabil, peminat usaha offline jauh berkurang dibandingkan tahun sebelumnya. Elsa menyebut keberadaan teknologi dan aplikasi belanja online turut memengaruhi minat konsumen terhadap belanja di toko fisik.

Baik pedagang maupun pelaku usaha kecil berharap pemerintah lebih memerhatikan kondisi usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Menurutnya, kebijakan untuk menstabilkan harga bahan pokok dan memberikan solusi terhadap persaingan dengan teknologi sangat dibutuhkan.

Baca Juga:Ekonomi Sulit, Pengusaha di Sumedang Kian MenjeritBUMDesma Hidup Makmur Cimanggung Optimalkan Potensi Lokal

“Harapan kami, pemerintah dapat mendukung usaha kecil seperti UMKM agar lebih maju, ramai, dan mendapatkan solusi atas permasalahan ini,” tutup Elsa.

Keluhan tersebut menjadi gambaran tantangan yang dihadapi pelaku usaha kecil di Sumedang, terutama dalam menghadapi kondisi ekonomi yang tidak menentu. (kki)

0 Komentar