Pakar Komunikasi Dr Aqua Dwipayana Jadi Pembicara Tunggal dari Eksternal di Apel Dansat Kopasgat 2025

Pakar Komunikasi Dr Aqua Dwipayana Jadi Pembicara Tunggal dari Eksternal di Apel Dansat Kopasgat 2025
Pakar Komunikasi Dr Aqua Dwipayana Jadi Pembicara Tunggal dari Eksternal di Apel Dansat Kopasgat 2025 - (ist)
0 Komentar

Ketiga adalah “audible” atau dapat dipahami dan dimengerti. Berusahalah agar semua yang disampaikan kepada orang lain termasuk jajaran, pesannya dapat mereka terima dengan baik.

“Upayakan semua pesan yang disampaikan diterima secara maksimal dan dapat dipahami oleh penerima pesan. Ini sangat penting agar mereka tidak salah memahaminya sehingga umpan baliknya sesuai dengan yang diharapkan,” ungkap penulis buku “super best seller” yang berjudul “The Power of Silaturahim: Rahasia Sukses Menjalin Komunikasi” ini.

Aspek selanjutnya adalah “clarity” atau kejelasan dari semua pesan yang disampaikan. Jangan sampai menimbulkan multi interpretasi atau tafsir yang akhirnya tujuan berkomunikasi tidak tercapai.

Baca Juga:Bio Farma Group Dukung UMKM Binaan dalam Inacraft 2025: Wujud Nyata Sustainability dan KolaborasiReview Sakamoto Days Episode 6, Munculnya Sang Penembak Jitu Bernama Haisuke Mashimo

“Clarity” bisa juga diartikan sebagai upaya melakukan transparansi dalam berkomunikasi. Perlu membiasakan hal ini, tanpa menutup-nutupi informasi, agar penerima pesan menjadi percaya.

Apapun pesan komunikasi yang disampaikan harus dapat dipahami oleh pihak lain, dengan penyampaian yang sederhana dan apa adanya.

“Semua pesan yang disampaikan harus jelas agar tidak terjadi multi interpretasi atau penafsiran yang berbeda dari penerima pesan. Jika itu terjadi dampaknya bisa fatal,” tegas Dr Aqua Dwipayana.

Terakhir adalah “humble” atau rendah hati. Jangan pernah tinggi hati dan sombong karena itulah awal dari keterpurukan kita sebagai manusia.

“Contohnya adalah jabatan seseorang. Itu ibarat kapas di ujung telunjuk. Begitu ditiup bisa langsung hilang. Sebagai manusia tidak ada yang perlu kita sombongkan. Semuanya milik Tuhan. Kita hanya dititipkan saja. Setiap saat yang kita miliki bisa diambil pemilikNya dan kita diminta pertanggungjawabannya,” terang Dr Aqua Dwipayana.

Semakin tinggi jabatan dan pangkat seseorang, kata Dr Aqua Dwipayana, seharusnya orang tersebut makin rendah hati. Bukan sebaliknya yang akhirnya dapat merugikan dirinya dalam jangka panjang.

“REACH” menurut pria yang berasal dari Kota Padang, Sumatera Barat ini, tidak ada artinya jika tidak dilengkapi dengan huruf ‘A’ dan ‘C’ yakni Action dan Consistency atau Tindakan nyata dan cepat serta Konsistensi dalam pelaksanaannya. Jadi yang paling penting adalah implementasi pelaksanaannya secara terus-menerus.

0 Komentar