Dialog Ilmiah Kolaborasi Guru dan Dosen UPI Kampus Sumedang untuk Mengembangkan Pembelajaran Inovatif di SD

KOLABORASI: Foto bersama tim dosen Program Studi PGSD UPI Sumedang dengan Koordinator Pengawas/Pendamping Kabu
KOLABORASI: Foto bersama tim dosen Program Studi PGSD UPI Sumedang dengan Koordinator Pengawas/Pendamping Kabupaten dan Kecamatan, para kepala sekolah, serta guru di Kecamatan Sumedang Utara dan Sumedang Selatan, bersama para mahasiswa Prodi PGSD UPI Kampus Sumedang, seusai acara Dialog Ilmiah Kolaborasi Guru dan Dosen UPI Kampus Sumedang.
0 Komentar

Itulah hakikat dari pembelajaran inovatif dalam perspektif kurikulum terkini, imbuhnya. Di sesi terakhir, Aah Ahmad Syahid sebagai pembicara ketiga menggulirkan gagasannya mengenai pengembangan keterampilan mengajar inovatif di SD.

Dalam paparannya, Aah menegaskan bahwa inovasi berperan penting dalam meningkatkan kualitas pengajaran dan pembelajaran di kelas. Mengadaptasi metode baru dapat menarik perhatian siswa dan meningkatkan hasil belajar. Guru perlu menerapkan strategi yang efektif untuk mengembangkan keterampilan mengajar mereka agar dapat memenuhi kebutuhan siswa yang beragam.

Pelatihan dan kolaborasi antar guru sangat penting. Contoh praktik inovatif di kelas dapat mencakup penggunaan teknologi, pembelajaran berbasis proyek, dan metode interaktif yang meningkatkan pengalaman belajar siswa. Seusai kegiatan Kordinator Program Penguatan Profesional Kependidikan (P3K) UPI Kampus Sumedang, Drs H Dadan Djuanda MPd., menyampaikan, mudah-mudahan kegiatan bisa memberikan wawasan lebih kepada para mahasiswa yang akan melaksanakan kegiatan P3K dilapangan.

Baca Juga:Gandeng Baznas dan Chiho Grup, PWI Sumedang Berbagi Kebahagiaan Dengan Warga di TanjungduriatAngin Kencang Terjang Cimanggung, Pohon Tumbang Timpa Warung dan Putuskan Aliran Listrik

“Sebetulnya kegiatan P3K anak-anak mahasiswa itu kuliah tapi di lapangan dan dosennya guru, dan mudah-mudahan mereka bisa mengikuti apa yang ada di SD dan ini merupakan kegiatan baru bagi mereka untuk mempraktekkan apa yang didapat dari teori, dan kami harapkan mereka bisa mengemasnya dengan bagus minimal hasilnya kerjanya bisa kelihatan,” tuturnya.

Dadan mengatakan dengan kegiatan dialog yang digelar bisa memberikan pembekalan yang bagus bagi para mahasiswa yang akan terjun kelapangan.

“Karena dilapangan tidak hanya berteori tapi mereka sekaligus memperoleh tantangan lapangan, dengan kondisi anak-anak SD sekarang yang sangat dekat dengan gadget, HP, mungkin tantangannya mereka akan luar biasa, mudah-mudahan mereka bisa mengikuti pembelajaran yang ada di SD tersebut, lalu mereka juga bisa mencari solusi untuk belajar problem solving atau belajar memecahkan masalah yang ada di lapangan secara autentik,” katanya.

Dadan mengungkapkan dalam kegiatan P3K dilapangan para mahasiswa diberi kesempatan untuk mengembangkan lokal Sistem atau kearifan lokal di Sumedang.

“Contoh misalnya ketika mereka mengajarkan teks mereka juga harus menyiapkan teks yang kira-kira bisa memberi warisan kepada para suswa di SD tersebut agar ada warisan yang bisa disampaikan dari tradisi, dari budaya atau dari kekuatan para pahlawan yang ada di Sumedang, sehingga nanti bisa menjadi pilar untuk membendung benturan budaya luar yang masuk ke anak-anak SD kita,” pungkas Dadan.

0 Komentar