sumedangekspres, KOTA – Soal larangan sekolah melakukan study tour ke luar Provinsi Jawa Barat, oleh Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi, Kepala Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga (Kadisbudparpora) Kabupaten Sumedang, Nandang Suparman, angkat bicara.
Menurutnya, himbauan tersebut menjadi sebuah tantangan bagi Pemda Sumedang, dalam hal ini Disbudparpora, untuk melakukan pembenahan sarana wisata yang memang terbilang cukup banyak tersebar di sejumlah kecamatan.
“Artinya, jangan sampai keluar melarang, sementara di Kabupaten kita sendiri tidak bebenah,” katanya kepada wartawan dalam sebuah acara, Selasa (25/2).
Baca Juga:Sekda Tuti: Waspadai Lonjakan Harga Sembako Jelang Bulan PuasaJumsih Pasar Tanjungsari Buat Pengunjung Nyaman
Bahkan Nandang meyakini, himbauan tersebut bisa menjadi tantangan tersendiri bagi para pengelola destinasi wisata, untuk bisa melakukan perubahan dan perbaikan. Sehingga dapat lebih menarik minat wisatawan untuk berkunjung ke Kabupaten Sumedang.
Terlebih bisa menjadi daya tarik para pelajar kabupaten tetangga, untuk melakukan study tour ke Sumedang. Secara internal, kata Nandang, khususnya sekolah, bisa melakukan evaluasi mengenai dampak study tour bagi para pelajar itu sendiri.
“Disisi lain, kami juga berupaya untuk memanfaatkan peluang ini agar lokasi destinasi wisata membuat inovasi serta renovasi yang boisa diminati oleh masyarakat di Kabupaten Sumedang,” paparnya.
Dengan mengoptimalkan kunjungan internal di Kabupaten Sumedang, menajdi sebuah tantangan sekaligus peluang para pelaku wisata.
“Pemerintah lewat Disbudparpora harus hadir dan kami juga harus mendengarkan regulasi yang dikeluarkan oleh Gubernur Jawa Barat,” terangnya.
Bahkan dia juga ingin mengetahui dampaknya dan harapan yang diinginkan oleh banyak pihak seperti PUTRI dan PHRI. Disinggung soal kunjungan study tour ke Sumedang, Nandang mengaku cukup sering, kendati bukan dalam jumlah yang banyak.
“Secara informal, sebenarnya banyak orang yang sering berkunjung ke tempat wisata yang ada di Kabupaten Sumedang. Sering ada individu yang datang ke Keraton Sumedang Larang, artinya tidak terorganisir secara besar-besaran seperti mencakup satu sekolah,” terangnya.
Baca Juga:Padi Gogo Dorong Swasembada Pangan di Dusun CinagregTergerus Longsor, Akses Jalan Penghubung Cacaban-Ungkal-Babakan Asem Terancam Putus
Hal itu dibuktikan dengan kunjungan siswa, baik tingkat SD, SMP, maupun SMA.
“Mudah-mudahan ini menjadi tantangan bagi pengelola destinasi wisata, termasuk Kadisbudparpora Sumedang itu sendiri, tentang bagaimana harus sinergis dengan pengelola tentang pengelolaha destinasi wisata di Kabupaten Sumedang,” paparnya.