sumedangekspres, KOTA – Menjelang bulan Ramadan, harga pakaian di Pasar Kota Sumedang mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Hal tersebut berdampak pada daya beli masyarakat yang menurun, menyebabkan para pedagang mengeluh karena penjualan mereka semakin sepi.
Samsudin, salah satu pemilik toko pakaian di pasar tersebut, mengungkapkan kesedihannya karena kenaikan harga membuat dagangannya sepi pembeli.
“Harga pakaian naik, tetapi pembeli justru semakin berkurang. Mungkin karena kondisi ekonomi yang sulit, sehingga masyarakat lebih selektif dalam berbelanja,” ujarnya kepada Sumeks, Kamis (27/2).
Baca Juga:Baznas Sumedang Tetapkan Besaran Zakat Fitrah dan Fidyah 1446 HOrmas Awasi Pengerukan Sungai Cimande
Kenaikan harga pakaian ini menjadi tren menjelang Ramadan. Harga pakaian, terutama gamis, mengalami lonjakan yang cukup signifikan.
Misalnya, harga gamis yang semula Rp180 ribu kini naik menjadi Rp235 ribu, tergantung pada model dan bahan yang digunakan. Model pakaian lebaran tahun ini didominasi oleh gamis berbahan brukat.
Menurut para pedagang, fenomena tersebut sudah menjadi tradisi tahunan. Menjelang Ramadan dan Idul Fitri, harga pakaian cenderung meningkat karena permintaan yang tinggi.
Meski demikian, kondisi ekonomi yang sulit saat ini membuat masyarakat lebih berhati-hati dalam membelanjakan uang mereka.
“Biasanya kalau ekonomi baik, harga naik tidak terlalu menjadi masalah karena pembeli tetap banyak. Tapi sekarang, penjualan menurun karena daya beli masyarakat yang lemah,” kata salah satu pedagang.
Selain faktor ekonomi, para pedagang juga mengeluhkan dampak dari maraknya bisnis online. Mereka menilai bahwa keberadaan platform jual beli digital menyebabkan berkurangnya pembeli di toko-toko fisik.
“Sejak bisnis online berkembang pesat, toko offline semakin sepi. Banyak pelanggan yang lebih memilih belanja secara online karena lebih praktis dan banyak pilihan,” tambahnya.
Baca Juga:Kepala SDN Sukasirna 1 Selesaikan Masalah Pertengkaran SiswaWarga Cikahuripan Tuntut Transparansi Anggaran Dana Desa
Para pedagang berharap agar kondisi ekonomi segera membaik dan pemerintah dapat mengambil kebijakan yang mendukung para pelaku usaha kecil. Mereka juga menginginkan adanya keseimbangan antara bisnis online dan offline agar tidak hanya menguntungkan satu pihak saja.
“Kami berharap ekonomi segera pulih dan daya beli masyarakat kembali meningkat. Pemerintah juga sebaiknya lebih bijak dalam mengatur kebijakan perdagangan agar pedagang kecil seperti kami tidak semakin terpuruk,” pungkasnya. (kki)