sumedangekspres, KOTA – Kepala Sekolah (Kepsek) SDN Sukasirna 1 Kecamatan Sumedang Selatan, Inggrit Gantina, bergerak cepat menyelesaikan masalah pertengkaran antara siswa kelas 4 dengan memfasilitasi pertemuan para orang tua murid yang terlibat dalam insiden tersebut.
Kepsek mengungkapkan bahwa sebelumnya wali kelas sudah menangani kejadian tersebut.
“Wali kelas telah mempertemukan kedua anak sehingga mereka sudah saling memaafkan,” ujar Kepsek kepada wartawan Sumeks, Kamis (27/2).
Namun, karena salah satu siswa mengalami luka akibat pertengkaran tersebut, orang tua korban meminta permintaan maaf langsung dari pihak keluarga siswa lainnya. Setelah berita mengenai kejadian ini mencuat, pihak sekolah segera melakukan mediasi dengan mempertemukan kedua orang tua murid yang terlibat.
Baca Juga:Warga Cikahuripan Tuntut Transparansi Anggaran Dana DesaSambut Ramadan, Ratusan Santri Pawai Syi'ar dan Da'wah di Jatinangor
“Awalnya kami berharap pertemuan ini bisa disaksikan oleh pengawas dan Bhabinkamtibmas,” lanjut Kepsek.
Namun, karena adanya jadwal kegiatan yang bersamaan, pihak-pihak tersebut tidak dapat menghadiri pertemuan tersebut. Selaku kepala sekolah, Inggrit Gantina juga menyampaikan permohonan maaf atas kelalaian dalam mengawasi siswa.
“Kami telah melakukan berbagai upaya dan mendengarkan harapan para orang tua. Alhamdulillah, semua pihak merespons dengan positif,” ujarnya.
Dari kejadian ini, Kepsek menegaskan bahwa pihaknya akan meningkatkan dan memperbaiki sistem pengawasan di sekolah.
“Program-program tentang pemahaman terkait kekerasan di sekolah harus lebih ditingkatkan,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Kepsek juga menjelaskan tentang 7 Program Kebiasaan Anak Indonesia Hebat (KAIH) yang sedang digalakkan di sekolahnya. Ia menuturkan, program tersebut sudah diterapkan jauh sebelum secara resmi diperkenalkan, sehingga implementasinya tidak terlalu mengejutkan bagi siswa.
“Pertama, program ini dimusyawarahkan dengan pihak sekolah agar tidak hanya menjadi tanggung jawab sekolah, tetapi juga dapat bersinergi dengan para orang tua,” katanya.
Baca Juga:Tradisi Munggah Sambut Puasa, Abuya: Hadirkan Bahagia datangnya Bulan Suci RamadanAwali Tugas Baru, Dony-Fajar Akan Disambut Hajat Pangbagea Ngaistrenan Bupati, Sekda: Satu Hari Penuh
Salah satu contoh penerapan KAIH adalah membiasakan anak-anak untuk bangun pagi.
“Bangun pagi memang sudah menjadi kewajiban, tetapi ada anak yang terbiasa bangun siang. Jadi, hal ini lebih ditekankan kepada orang tua,” paparnya.
Selain itu, kegiatan olahraga juga diterapkan dengan metode ice breaking di kelas.
“Kami menerapkan pembelajaran yang menyenangkan dengan melibatkan aktivitas fisik agar siswa tetap bergerak dan sehat,” tambahnya.