Kerap Timbulkan Banjir di Cimanggung, Sungai Cimande Dikeruk

KERAHKAN: BPBD Jabar bersama BBWS Citarum saat melakukan pengerukan sungai Cimande menggunakan alat berat.
KERAHKAN: BPBD Jabar bersama BBWS Citarum saat melakukan pengerukan sungai Cimande menggunakan alat berat.
0 Komentar

sumedangekspres, CIMANGGUNG – Banjir musiman yang selalu melanda Kecamatan Cimanggung setiap musim hujan kembali menjadi kekhawatiran bagi warga setempat. Penyebab utama dari bencana ini adalah tingginya curah hujan serta pendangkalan Sungai Cimande.

Sungai Cimande sendiri melintasi beberapa desa, seperti Sindanggalih, Sindangpakuon, Cihanjuang, dan Sukadana, hingga mencapai perbatasan Kabupaten Bandung. Untuk mengatasi masalah tersebut, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Barat bersama Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citarum mulai melakukan pengerukan sungai guna mengurangi risiko banjir.

Menurut Kepala Seksi Bidang Kedaruratan BPBD Jabar, Tohidi, pihaknya telah menerjunkan alat berat untuk membantu proses normalisasi sungai.

Baca Juga:TPT Longsor Timpa Saluran Air Warga Desa Haurngombong

“Kami menurunkan alat berat sesuai dengan kebutuhan di lapangan. Saat ini, beko kecil dari BPBD dan beko longarm dari BBWS Citarum telah dikerahkan. Diharapkan pengerukan ini dapat memperlancar aliran air dan mengurangi potensi banjir,” ujarnya, baru-baru ini.

Banjir yang kerap terjadi di wilayah ini tidak hanya merendam rumah warga tetapi juga mengganggu aktivitas ekonomi dan sosial masyarakat. Beberapa warga mengaku was-was setiap kali hujan deras mengguyur, karena genangan air sering kali meluap ke permukiman.

Sementara itu, wakil ketua BPD Desa Cihanjuang Didi Suhardi mengharapkan tidak hanya pengerukan sungai, diharapkan pemerintah mencari solusi jangka panjang, seperti pembangunan tanggul atau sistem drainase yang lebih baik.

“Kami berharap pemerintah tidak hanya fokus pada pengerukan, tetapi juga mencari solusi permanen agar banjir ini tidak terjadi setiap tahun,” katanya.

Sementara itu, pengamat lingkungan Nurdin Senjaya menilai permasalahan banjir di Cimanggung tidak hanya soal sedimentasi sungai, tetapi juga faktor alih fungsi lahan dan minimnya daerah resapan air.

“Pengerukan memang solusi jangka pendek, tetapi perlu ada evaluasi tata ruang dan penghijauan kembali di daerah hulu agar banjir bisa dikendalikan secara lebih efektif,” paparnya.

Dengan adanya upaya pengerukan ini, warga Cimanggung berharap risiko banjir dapat berkurang dan mereka bisa menjalani musim hujan dengan lebih tenang. Namun, pemerintah daerah juga didorong untuk mencari langkah-langkah lebih komprehensif agar bencana ini tidak terus berulang setiap tahun. (kos)

0 Komentar