Tradisi Munggah Sambut Puasa, Abuya: Hadirkan Bahagia datangnya Bulan Suci Ramadan

Tradisi Munggah Sambut Puasa, Abuya: Hadirkan Bahagia datangnya Bulan Suci Ramadhan
Tradisi Munggah Sambut Puasa, Abuya: Hadirkan Bahagia datangnya Bulan Suci Ramadhan
0 Komentar

Tradisi Munggah Sambut Puasa, Abuya: Hadirkan Bahagia datangnya Bulan Suci Ramadhan

sumedangekspres – Menjelang bulan suci Ramadan, umat Muslim di berbagai daerah merayakan tradisi khas sebagai bentuk kebahagiaan menyambut bulan penuh berkah.

Salah satu tradisi yang marak dilakukan oleh masyarakat, khususnya di Jawa Barat, adalah botram atau makan bersama yang menjadi bagian dari perayaan ‘Munggah’.

Baca Juga:Awali Tugas Baru, Dony-Fajar Akan Disambut Hajat Pangbagea Ngaistrenan Bupati, Sekda: Satu Hari PenuhTerobos Tol Cisumdawu Tuntut Ganti Rugi, Rudi: Sudah Enam Tahun Diperjuangkan

‘Munggah’ sendiri merupakan istilah yang sudah dikenal luas oleh masyarakat, yang berarti menyambut Ramadan dengan penuh suka cita.

Tradisi ini tidak sekadar berkumpul dan makan bersama, tetapi juga menjadi ekspresi kebahagiaan dalam menyambut bulan suci yang penuh rahmat dan ampunan dari Allah SWT.

Pimpinan Pondok Pesantren Asy-Syifaa Wal Mahmudiyyah, Abuya Prof. Dr. (H.C.) KH. Muhyiddin Abdul Qadir Al-Manafi, MA, menjelaskan bahwa ‘Munggah’ adalah bentuk kebahagiaan yang sengaja dihadirkan dalam hati sebagai wujud syukur atas datangnya Ramadan.

“Munggah itu menghadirkan rasa bahagia di dalam hati akan datangnya bulan Ramadan. Karena Ramadan adalah anugerah yang sangat istimewa dari Allah SWT yang tidak ada bandingannya untuk umat Nabi Muhammad SAW,” ujar Abuya dalam ceramahnya belum lama ini.

Lebih lanjut, Abuya menjelaskan bahwa sikap bahagia menyambut Ramadan memiliki dasar dalam Al-Qur’an, yaitu dalam Surat Yunus ayat 58, yang menegaskan bahwa karunia Allah harus disambut dengan rasa syukur dan kegembiraan.

Secara bahasa, ‘Munggah’ berasal dari kata ‘Bungah’ dalam bahasa Sunda, yang berarti bahagia. Namun, ‘Munggah’ lebih dari sekadar perasaan senang, melainkan kebahagiaan yang dibangun dalam hati dengan niat menghadirkan rasa syukur atas datangnya Ramadan.

“Ini anugerah dari Allah SWT. Kita harus bersyukur menghadapi Ramadan, meskipun belum membeli baju baru, tetap bahagia karena ‘Bungah’. Bahkan, hanya dengan merasa bahagia menyambut Ramadan, kita sudah mendapatkan pahala,” jelas Abuya.

Baca Juga:Sungai Meluap, Pengendara Antri Melintas di Jembatan CikanyereBPBD Jabar Siaga Antisipasi Dampak Banjir Cimanggung

Tak hanya itu, Abuya juga menekankan bahwa kebahagiaan dalam ‘Munggah’ bisa dilipatgandakan pahalanya jika diekspresikan dalam bentuk kebaikan.

0 Komentar