sumedangekspres, PENDIDIKAN – Rektor Universitas Padjadjaran, Prof. Arief S. Kartasasmita, hadir memberikan tanggapan sebagai perwakilan akademisi dalam Forum Konsultasi Publik Rancangan Awal Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Bandung Tahun 2025-2029 yang diselenggarakan Pemerintah Kota Bandung di The Papandayan Hotel Bandung, Rabu 19 Maret 2025.
Hadir dalam forum tersebut antara lain, Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan, SE., Wakil Wali Kota Bandung, H. Erwin, SE., M.Pd., dan Ketua DPRD Kota Bandung H. Asep Mulyadi, SH. Pada kesempatan tersebut, Prof. Arief mengucapkan terima kasih karena diberi kesempatan memberi masukan kepada Wali Kota Bandung.
“Sebetulnya banyak yang mau saya sampaikan, namun karena waktu terbatas nanti akan saya sampaikan juga semacam naskah akademik, masukan Unpad secara resmi mengenai RPJMD Kota Bandung untuk tahun 2025-2029 ini,” ujar Prof. Arief.
Baca Juga:Bekerja Sama Dengan PMI Kab. Majalengka, KSR PMI Unpad Gelar Kegiatan Donor DarahUnpad Terima 2.495 Mahasiswa Baru Melalui Jalur SNBP 2025
Prof. Arief menyoroti 3 hal secara khusus, yaitu penangangan sampah antri layanan Kesehatan dan isu lingkungan secara umum.
Permasalahan tersebut terjadi tidak lepas dari mindset warga Kota Bandung mengenai pentingnya hidup sehat.
Prof. Arief yang pernah menjadi Dekan Fakultas Kedokteran Unpad ini mencontohkan, jika untuk mengatasi antrian yang dilakukan adalah membangun banyak rumah sakit maka dalam waktu cepat rumah sakit itu akan segera penuh dan antri lagi.
“Yang sebetulnya diinginkan adalah bagaimana masyarakat sehat. Kalau kita mengaktifkan gaya hidup sehat, masyarakat lebih aktif berolahraga misalnya, tidak mengkonsumsi hal-hal yang merugikan kesehatan, saya pikir itu akan jauh lebih baik,” ujar Prof. Arief.
Untuk penangangan sampah, lanjut Prof. Arief, mindset yang harus dibangun di masyarakat bukan bagaimana membuang sampah tetapi bagaimana sampah tidak butuh dibuang karena tidak diciptakan.
Jadi, ada pencegahan terciptanya sampah yang melimpah berbasis masyarakat. Begitu juga dengan isu kemacetan, transportasi publik sudah diupayakan, trotoar dibangun, tapi warganya untuk menempuh Jarak pendek saja selalu menggunakan kendaraan.
“Saya setuju di jangka menengah ada crash program, tetapi di jangka panjang perlu rekayasa sosial yang kuat dengan melibatkan seluruh stakeholders agar terjadi perubahan mindset pada warga Kota Bandung,” ujar Prof. Arief.