Bupati Gagas Kembalikan Fungsi Lahan Konservasi di Cimanggung

UBAH: Bupati Sumedang Dony Ahmad Munir berdiskusi dengan tokoh masyarakat saat menghadiri kegiatan Gerakan Jum
ISTIMEWA, UBAH: Bupati Sumedang Dony Ahmad Munir berdiskusi dengan tokoh masyarakat saat menghadiri kegiatan Gerakan Jumat Bersih dan Penanaman 1.000 Pohon, baru-baru ini.
0 Komentar

sumedangekspres, CIMANGGUNG – Pemerintah Daerah Kabupaten Sumedang berinisiatif meluncurkan program strategis untuk mengembalikan fungsi lahan konservasi dari tanaman palawija menjadi tanaman keras.

Diharapkan, kembalinya fungsi lahan dapat mengurangi risiko bencana banjir dan longsor di kawasan perbukitan Gunung Sumbul, Desa Cikahuripan, Kecamatan Cimanggung. Bupati Sumedang,

Dony Ahmad Munir, mengatakan, pola tanam palawija yang selama ini diterapkan masyarakat di lahan konservasi perlu diubah karena berdampak buruk terhadap keseimbangan lingkungan.

Baca Juga:Minuman Keras Jadi Biang Aksi Kejahatan di SumedangGelombang Pertama Calon Haji Sumedang Berangkat Awal Mei 2025

“Saya melihat tutupan lahan di kawasan ini sudah banyak berkurang. Palawija yang ditanam di lahan miring sangat rentan menyebabkan erosi dan longsor,” jelas Dony saat menghadiri kegiatan Gerakan Jumat Bersih dan Penanaman 1.000 Pohon, baru-baru ini.

“Kami akan mengalihkan pola tanam ini dengan menanam tanaman keras yang dapat memberikan manfaat jangka panjang bagi lingkungan maupun masyarakat,” tegasnya.

Sebagai upaya nyata, Pemkab Sumedang akan memberikan insentif kepada para petani yang selama ini mengandalkan hasil panen palawija. Mereka akan digaji setiap bulan untuk merawat tanaman keras yang ditanam di lahan konservasi sampai tanaman tersebut tumbuh kuat dan produktif.

“Meskipun lahan ini milik sebuah yayasan, kami meminta agar tetap ditanami tanaman keras. Para penggarap yang sebelumnya menanam palawija akan dialihkan untuk merawat tanaman keras sampai siap panen. Ini juga menjadi solusi agar mereka tetap mendapatkan penghasilan tanpa merusak lingkungan,” tambahnya.

Langkah tersebut didukung oleh Plt Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Asep Tatang Sujana. Menurutnya, kegiatan itu merupakan bagian dari program besar penanaman 1.300 pohon yang terdiri dari 1.000 tanaman keras dan 300 tanaman buah-buahan seperti mangga dan jambu air.

“Tanaman keras memiliki banyak manfaat. Selain mampu menyerap dan menyimpan cadangan air, tanaman ini juga dapat mengikat tanah agar tidak mudah pecah dan longsor. Kami ingin masyarakat menyadari bahwa penanaman palawija di lahan konservasi hanya memberikan keuntungan sesaat, tetapi berisiko besar,” ujar Asep.

Dikatakan, palawija memang lebih produktif secara ekonomi dalam jangka pendek, namun mengabaikan keberlangsungan lingkungan. Oleh karena itu, lanjut dia, Pemerintah Kabupaten Sumedang melalui Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Pertanian, serta Kecamatan Cimanggung, menyiapkan skema insentif bagi para petani agar tidak dirugikan secara ekonomi.

0 Komentar