Agar Membuahkan Hasil Maksimal, Angka Kemiskinan di Sumedang Masih Harus Diintervensi

TANGANI: Sekda Tuti Ruswati memimpin rapat evaluasi penanggulangan kemiskinan di Kabupaten Sumedang di Ruang T
ISTIMEWA, TANGANI: Sekda Tuti Ruswati memimpin rapat evaluasi penanggulangan kemiskinan di Kabupaten Sumedang di Ruang Tadjimalela Bappppeda, baru-baru ini.
0 Komentar

sumedangekspres, KOTA – Sekda Tuti Ruswati memimpin rapat evaluasi penanggulangan kemiskinan di Kabupaten Sumedang di Ruang Tadjimalela Bappppeda, baru-baru ini. Dikatakan Sekda, kemiskinan di Kabupaten Sumedang terus menurun walaupun tidak terlalu signifikan.

“Pekerjaan Rumah kita masih banyak yakni di angka 9,01. Berarti ini masih sangat besar jika dibandingkan dengan jumlah penduduk,” kata Sekda.

Sekda menyebutkan, Pemda Sumedang juga fokus pada indikator-indikator makro lainnya.

“Belum lagi indikator-indikator makro lainnya yang harus terus kita komprehensifkan dalam sisi intervensinya, sehingga kami melakukan rapat dengan berbagai stakeholders dan mencoba berbagai konsep program dan kegiatan untuk mengintervensi penurunan kemiskinan,” ujarnya.

Baca Juga:Terminal Ciakar Masih Relatif Sepi, Lonjakan Dipredikasi Terjadi Pada  H-1 LebaranMenolak Tua, Warga Cimalaka Desak Pemerintah Segera Revitalisasi Pasar Tradisional Agar Menjadi Kekinian

Sekda mengatakan, Tahun 2024 lalu Pemda Sumedang telah berhasil meghapus kemiskinan ektrem hingga nol persen.

“Penurunan kemiskinan ekstrem di tahun lalu kita sudah mencapai angka nol persen berdasarkan perhitungan by name by address dari Pemda Sumedang, dan nanti angka ini akan disinergikan dengan survei BPS di bulan April mendatang,” tuturnya.

Sekda menyebutkan, penanganan kemiskinan ekstrem yang dilakukan Pemda Sumedang dengan berbagai intervensi harus terus dilanjutkan.

“Ini harus kita lanjutkan jangan sampai kemiskinan ini turun lagi menjadi miskin ekstrem. Sehingga tetap harus kita evaluasi dan kita intervensi,” imbuhnya.

Sekda mengungkapkan, pengentasan kemiskinan tentunya harus dilakukan secara komprehensif dari hulu ke hilir.

“Oleh karena itu, kita membuat suatu low frame untuk berbagai macam intervensi dan akan mencoba membuat konsep role model di Desa Kutamandiri dan Desa Rancakalong. Apabila ini berhasil dan bagus, maka bisa kita jadikan skema untuk penurunan kemiskinan,” ungkapnya. (red)

0 Komentar