Barisan terdepan diisi para karyawan dari kaum laki-laki, sedangkan di bagian belakang diisi barisan kaum perempuan, dari berbagai divisi di Tribun Pekanbaru.Sementara sang motivator berdiri di depan dengan mengenakan kemeja lengan pendek berwarna dongker kolaborasi putih, terus melemparkan senyuman khasnya kepada seluruh yang hadir.
Dr Aqua Dwipayana begitu semangat memotivasi karyawan yang menurutnya sudah menjadi keluarga besarnya itu. Sehingga suasananya jadi akrab dan cair.
Sebelum ke Pekanbaru, pria kelahiran Pematang Siantar berdarah Minang ini sudah terlebih dahulu menyampaikan motivasi pada puluhan karyawan di Tribun Medan.
Baca Juga:Wabup Fajar: Kita Akan Berantas Aksi Premanisme, Baik yang Terorganisasi Maupun yang Tidak TerorganisasiPakar Komunikasi Dr Aqua Dwipayana Ingatkan Semua Pegawai Tribun Medan untuk Banyak Bersyukur
*Komunikasi Efektif*Dr Aqua Dwipayana yang mendalami Komunikasi dengan totalitas itu memperkenalkan konsep REACH + AC sebagai pedoman berkomunikasi efektif. Hal ini berlaku secara universal di mana saja berada. Termasuk di internal dan eksternal Tribun Pekanbaru.
Aspek pertama adalah sikap menghargai orang lain tanpa kecuali yang diwakili dengan kata “Respect”. Dr Aqua Dwipayana menegaskan di mana pun kita berada, jangan pernah menganggap remeh siapa pun. Hormati dan hargai semua orang.
“Salah satu contohnya saya paling respek sama sopir yang mengemudikan mobil saya selama di Pekanbaru. Namanya Donny Haris. Kenapa, karena ketika saya di mobil, “nyawa” saya selama dalam perjalanan ada di “tangan” sopir,” terang pria yang dekat dengan berbagai kalangan tersebut.
Kedua adalah sikap empati (empathy). Salah satu contohnya agar setiap atasan selalu memperhatikan jajarannya terutama saat bekerja. Jika mereka kelelahan setelah tugas di lapangan, tunjukkan sikap memperhatikan mereka. Para pemimpin harus dapat merasakan yang dirasakan seluruh bawahannya.
“Beri kesempatan mereka istirahat. Dipersilakan untuk minum dalam suasana rileks. Ajak ngobrol santai dengan topik yang ringan-ringan. Setelah suasananya nyaman baru membicarakan hal-hal serius terkait pekerjaan,” tutur Staf Ahli Ketua Umum KONI Pusat tersebut.
Ketiga adalah “audible” atau dapat dipahami dan dimengerti. Semua yang disampaikan kepada orang lain pesannya dapat mereka terima. Contohnya perintah dari atasan ke bawahannya.
“Pesan yang kita sampaikan diupayakan secara maksimal dapat dipahami oleh penerima pesan. Ini sangat penting agar mereka tidak salah memahaminya sehingga umpan baliknya sesuai dengan yang diharapkan,” ungkap penulis buku “super best seller” Trilogi The Power of Silaturahim ini.