Aspek selanjutnya adalah “clarity” atau terpahami. Apapun pesan komunikasi yang disampaikan harus dapat dipahami oleh pihak lain, dengan penyampaian yang sederhana dan apa adanya. Gunakan kalimat terbuka.
“Semua pesan yang disampaikan harus jelas agar tidak terjadi multi interpretasi atau penafsiran yang berbeda dari penerima pesan. Jika itu terjadi dampaknya bisa fatal,” papar Dr Aqua Dwipayana.
Terakhir adalah “humble” atau rendah hati. Jangan pernah tinggi hati dan sombong karena itulah awal dari keterpurukan kita sebagai manusia. “Contohnya adalah jabatan seseorang. Itu ibarat kapas di ujung telunjuk. Begitu ditiup bisa langsung hilang. Sebagai manusia tidak ada yang perlu kita sombongkan. Semuanya milik Tuhan. Kita hanya dititipkan saja. Setiap saat yang kita miliki bisa diambil pemiliknya dan kita diminta pertanggungjawabannya,” tegas Dr Aqua Dwipayana.
Baca Juga:Wabup Fajar: Kita Akan Berantas Aksi Premanisme, Baik yang Terorganisasi Maupun yang Tidak TerorganisasiPakar Komunikasi Dr Aqua Dwipayana Ingatkan Semua Pegawai Tribun Medan untuk Banyak Bersyukur
Terkait dengan rendah hati di Tribun Pekanbaru, jelas penulis banyak buku “super best seller itu”, meski media ini paling terkemuka di Riau, agar seluruh pegawainya bersikap bersahaja. Tunjukkan sikap itu kepada semua orang.
“REACH” menurut laki-laki yang hobi membaca dan menolong banyak orang itu tidak ada artinya jika tidak dilengkapi dengan huruf ‘A’ dan ‘C’ yakni Action dan Consistency atau Tindakan nyata dan cepat serta Konsistensi dalam pelaksanaannya. Jadi yang paling penting adalah implementasinya secara terus-menerus.
*Membangun Hubungan yang Kuat*Dr Aqua Dwipayana menekankan pentingnya komunikasi yang efektif menghadapi tantangan industri media di era digital. “Dalam dunia jurnalistik yang berkembang pesat, kemampuan komunikasi yang baik bukan hanya soal menyampaikan berita, tetapi juga membangun hubungan yang kuat dengan masyarakat dan mitra strategis,” ujarnya. Pria sederhana ini juga mengajak seluruh karyawan Tribun Pekanbaru untuk terus meningkatkan kompetensi, beradaptasi dengan perubahan zaman, serta menjaga nilai-nilai yang telah menjadi pedoman perusahaan, yakni 5C: Caring, Credible, Competent, Competitive, dan Customer Delight. “Keunggulan Tribun Pekanbaru selama 18 tahun ini adalah bukti bahwa tim ini solid dan selalu siap menghadapi tantangan. Semangat baru harus menjadi landasan untuk terus berkembang dan memberikan informasi yang berkualitas kepada masyarakat,” tambah mantan wartawan di banyak media besar itu. Selama ini Tribun Pekanbaru, sebagai media multi platform dan multichannel terbesar di Riau, telah menunjukkan kiprah luar biasa dalam dunia jurnalistik. Dengan dukungan sumber daya manusia yang unggul, Tribun Pekanbaru berhasil mempertahankan posisinya sebagai market leader di provinsi ini dan terus meraih penghargaan baik di tingkat regional maupun nasional. Terkait dengan komunikasi eksternal para karyawan yang berada di garda depan, lanjut pria yang selama puluhan tahun menekuni Komunikasi itu baik pada pendidikan formal maupun pekerjaannya, membeberkan ada tiga kelemahan utama. Hal itu harus menjadi perhatian dan agar segera diperbaiki. Kelemahan pertama jelas Dr Aqua Dwipayana yang telah memotivasi lebih dari dua juta orang orang baik yang di Indonesia maupun di puluhan negara ini adalah lemah pengetahuan tentang perusahaan atau korporasi. Masih banyak karyawan yang tidak tahu secara komprehensif tentang perusahaan tempatnya bekerja. “Saya pernah punya pengalaman di salah satu perusahaan besar di Indonesia. Ketika saya tanya kepada seorang karyawannya tentang nama pegawai di perusahaan itu, dia mengatakan tidak tahu. Bahkan dengan yakinnya menegaskan kepada saya bahwa nama tersebut tidak ada di perusahaan tempatnya bekerja. Padahal nama yang saya sebutkan adalah orang pertama yang menjabat direktur utama di korporasi itu,” ungkap Dr Aqua Dwipayana. Kondisi ini menurutnya sangat memprihatinkan. Bagaimana mau mengajak banyak orang jadi konsumennya kalau karyawannya saja terkesan tidak peduli dengan perusahaan tempatnya bekerja. Hal itu kata Dr Aqua Dwipayana bisa membuat calon konsumen menjadi tidak percaya. Padahal di bisnis apapun paling utama adalah kepercayaan. Kelemahan kedua, tambah pria yang suka menolong sesama ini, lemahnya pemahaman mengenai produk-produk perusahaannya. Begitu banyaknya produk yang ditawarkan ke para konsumen sehingga pegawai garda depan sering tidak tahu. Kondisinya ungkap Dr Aqua Dwipayana makin diperparah dengan lemahnya komunikasi internal di perusahaan itu. Atasan pegawai garda depan tersebut tidak intens mengkomunikasikan berbagai produk perusahaannya. “Tentang ini saya pernah punya pengalaman menarik di salah satu bank milik pemerintah. Saya tahu dari berita ada produk yang baru diluncurkan direktur utama bank tersebut. Saat saya tanyakan kepada salah seorang karyawati yang bertugas di garda depan perusahaan itu, dia dengan yakin dan tegas mengatakan produk yang saya maksud tidak ada. Malah saya dianggap mengarang dan informasinya hoaks,” jelas Dr Aqua Dwipayana. Ketiga, papar Dr Aqua Dwipayana adalah lemah tentang informasi plus minus produk kompetitor. Hal ini sering terjadi banyak perusahaan. Terkait itu, tambah pria yang hobi membaca tersebut, perlu ditugaskan seseorang untuk mencari informasi sebanyak-banyaknya tentang kompetitornya. Semakin lengkap informasi yang diperoleh makin baik. Untuk mengatasi kelemahan itu, tutur Dr Aqua Dwipayana harus paham metode analisis strategi perencanaan. Yakni SWOT atau strengths (kekuatan), weaknesses (kelemahan), opportunities (peluang), dan threats (ancaman).