sumedangekspres, KOTA — Makam Pahlawan Nasional Cut Nyak Dhien yang terletak di Gunung Puyuh, Kecamatan Sumedang Selatan, menjadi salah satu lokasi ziarah yang ramai dikunjungi masyarakat dari berbagai daerah. Asep, selaku juru kunci makam Pahlawan Nasional Cut Nyak Dhien, menyampaikan, jumlah pengunjung mengalami lonjakan signifikan saat momen Lebaran.
“Setelah Salat Id, banyak pengunjung datang untuk berziarah dan mendoakan Ibu Cut Nyak Dhien,” ujarnya kepada Sumeks, Selasa (8/4).
Menurut Asep, pada hari-hari biasa jumlah pengunjung memang lebih normal, namun tetap stabil karena banyak yang datang untuk mengenang jasa pahlawan nasional tersebut. Menurut sejarahnya, Cut Nyak Dhien dibawa ke Sumedang oleh Belanda setelah ditangkap.
Baca Juga:Parkir Sembarangan di Depan RSUD Umar Wirahadikusumah Ganggu Pengguna JalanPosko Pelayanan Taman Telur Sumedang Kawal Arus Mudik dan Balik Lebaran
Ia kemudian diserahkan kepada Bupati Sumedang dan tinggal di wilayah tersebut bersama dua orang pendamping, yaitu seorang pengawal dan seorang juru bicara. Komunikasi Cut Nyak Dhien dilakukan dalam Bahasa Aceh dan Arab, sehingga pemerintah Sumedang waktu itu memerintahkan Kh Sanusi, seorang ulama, untuk membantu komunikasi.
Cut Nyak Dhien kemudian tinggal bersama KH Sanusi hingga akhir hayatnya dan dimakamkan di lahan keluarga KH Sanusi.
“Beliau dirawat oleh cucu KH Sanusi yang bernama Siti Khadijah dan wafat di rumah keluarga ulama tersebut,” jelas Asep.
Makam Cut Nyak Dhien dibangun pada tahun 1972 oleh Pemerintah Daerah Sumedang dan direnovasi kembali oleh Pemerintah Aceh pada tahun 1980. Informasi tentang lokasi makam ini mulai diketahui masyarakat luas sejak tahun 1957, dan baru diresmikan sebagai makam pahlawan nasional pada tahun 1970-an.
Saat ini, makam Cut Nyak Dhien telah dilengkapi dengan fasilitas pendukung seperti kanopi dan saung, hasil dari sumbangan para donatur, agar pengunjung lebih nyaman saat berziarah. Meski demikian, pengelola tetap menerapkan aturan ketat untuk menjaga kesakralan makam.
“Pengunjung yang datang hanya diperbolehkan masuk jika berniat berdoa. Bagi yang hanya ingin melihat-lihat atau berfoto, cukup dari luar area makam,” tegas Asep.
Sayangnya, masih banyak pengunjung yang tersesat karena minimnya papan penunjuk arah ke lokasi makam.