“Kami harap pemerintah setempat bisa membantu menambah fasilitas, terutama papan penunjuk arah menuju makam Cut Nyak Dhien, karena masih banyak yang tersesat,” tambahnya.
KH. Sanusi, yang pernah menjadi imam pertama Masjid Agung Sumedang dan tokoh ulama besar di daerah ini, juga menjadi bagian penting dari sejarah Cut Nyak Dhien di Sumedang. Makam Cut Nyak Dhien berada di area makam keluarga KH Sanusi, dan terbuka untuk umum setiap hari selama 24 jam.
“Sebagai makam pahlawan nasional, seharusnya makam ini mendapat perhatian lebih. Banyak pengunjung dari berbagai daerah datang untuk berziarah, namun sayangnya fasilitas penunjang masih minim,” pungkas Asep.
Baca Juga:Parkir Sembarangan di Depan RSUD Umar Wirahadikusumah Ganggu Pengguna JalanPosko Pelayanan Taman Telur Sumedang Kawal Arus Mudik dan Balik Lebaran
Makam Cut Nyak Dhien tidak hanya menjadi tempat penghormatan kepada pahlawan, tetapi juga menjadi pengingat pentingnya mengenang jasa para pejuang bangsa dalam memperjuangkan kemerdekaan. (kki)