sumedangekspres, JATINANGOR – Ada satu wilayah di ujung barat daya Kabupaten Sumedang, tempat kabut pagi turun dengan tenang dan semilir angin sejuk menjadi sahabat harian. Namanya Jatinangor. Bagi sebagian orang, nama itu mungkin terdengar biasa. Tapi bagi ribuan jiwa yang datang dan pergi setiap tahun, Jatinangor bukan sekadar kecamatan tapi adalah rumah sementara, kota singgah, sekaligus tempat cerita ini dimulai.
Jatinangor punya karakter unik yang tidak dimiliki wilayah lain. Saat pagi hari kerja menyapa, jalan rayanya mulai padat oleh suara motor dan langkah tergesa. Kos-kosan mendadak riuh, warung makan tak sempat menghela napas, dan angkot bersliweran membawa harapan dari satu halte ke halte lainnya. Tapi anehnya, begitu libur panjang datang, semuanya berubah. Sunyi. Jalanan sepi, suara obrolan meredup, bahkan suara ayam tetangga terdengar lebih nyaring.
Bukan karena warga lokalnya pergi merantau, tapi karena mereka yang datang para mahasiswa dari berbagai penjuru Nusantara bahkan mancanegara pulang ke rumah masing-masing. Ya, inilah wajah asli Jatinangor: kota pelajar, kota akademik, kota yang denyut nadinya berirama dengan jadwal akademik.
Baca Juga:Milad Ponpes Darul Hikmah, Bupati Dony Minta Perkuat Ukhuwah Motor Adu Banteng, Pemotor Tewas Seketika di Jatinangor
Tengok saja deretan kampus megah yang berdiri sejajar di sepanjang Jalan Raya Bandung–Sumedang. Mulai dari yang terbesar dan paling dikenal yakni Universitas Padjadjaran ( UNPAD). Kampus ini ibarat magnet besar, menarik puluhan ribu mahasiswa setiap tahunnya. Di balik gerbangnya, dunia ilmu pengetahuan terbuka luas dari bidang kesehatan, hukum, komunikasi, hingga sastra. Banyak yang menyangka ini kampus di kota Bandung, padahal nyatanya ia bernaung di tanah Sumedang tepatnya di Kecamatan Jatinangor. Jarak satu jam dari pusat kota, tapi nuansanya sudah sangat berbeda.
Lalu ada kampus gagah dengan warna biru khas, Institut Teknologi Bandung (ITB,). Tak sebanyak Unpad dalam hal jumlah mahasiswa, karena ITB di Jatinangor hanyalah kampus ekstensi. Namun semangat intelektualnya tak kalah membara. Di sinilah para mahasiswa baru ITB mengawali perjalanannya dua semester awal untuk menyerap nilai, membentuk karakter, sebelum nantinya berpindah ke kampus utama di Ganesha.