Lalu, apakah jalan tol memang harus semahal itu? Jawabannya, tentu saja iya. Sebab, di balik biaya penggunaan jalan tol, pengguna sebenarnya juga mendapatkan berbagai layanan tambahan.
Sebagai contoh, jika kendaraan Anda mengalami masalah di jalan tol, Anda dapat meminta bantuan petugas. Jika kendaraan harus ditarik (towing), layanan tersebut akan diberikan secara cuma-cuma hingga gerbang tol terdekat. Setelah itu, barulah pengguna dikenakan biaya per kilometer. Fasilitas ini sudah sangat membantu, apalagi jika dilihat dari biaya yang telah dibayarkan.
Selain itu, ketika Anda memasuki jalan tol, secara otomatis Anda juga membayar asuransi jiwa untuk semua penumpang dalam kendaraan. Namun, asuransi ini memiliki syarat dan ketentuan. Perlindungan hanya berlaku apabila kecelakaan terjadi di dalam area tol dan disebabkan oleh kondisi jalan atau kelalaian operator jalan tol. Jika kecelakaan disebabkan oleh kelalaian pribadi, maka tidak termasuk dalam pertanggungan asuransi.
Baca Juga:5 Rahasia Agar Dapat Saldo DANA Gratis dari Tiktok Terbaru Pada 2025Musik Ternyata Menipu Otak dan Realita, Pahami Cara Kerja Pikiran Kita
Artinya, saat Anda membayar tarif tol, sebenarnya ada banyak komponen yang turut Anda bayar secara tidak langsung—meskipun mungkin tidak Anda sadari.
Keluhan mengenai tarif tol yang lebih mahal daripada biaya bensin memang cukup terasa, terutama saat melintasi Tol Cipali, yang tarifnya bisa lebih tinggi dibandingkan konsumsi bahan bakarnya. Namun, perlu dipahami bahwa perbandingan ini kurang tepat.
Kita sedang membandingkan dua jenis pengeluaran yang sangat berbeda: satu adalah biaya operasional kendaraan yang bersifat habis pakai, dan satu lagi adalah biaya infrastruktur yang dibangun serta harus dirawat selama puluhan tahun.
Lalu, mengapa masyarakat bisa merasa biaya tol terlalu mahal? Hal ini kembali pada ketidakseimbangan pertumbuhan ekonomi. Ketika harga berbagai kebutuhan naik, taraf hidup sebagian besar masyarakat masih stagnan. Akibatnya, semuanya terasa tidak berjalan secara seimbang.