Bahaya Deepfake di Masa Depan Bukan Hanya Rekayasa Wajah Manusia

Bahaya Deepfake
Bahaya Deepfake di Masa Depan
0 Komentar

SUMEDANG EKSPRES – Video yang dibuat menggunakan kloning suara seseorang, di mana hanya dengan mengetik teks, mesin dapat menirukannya, merupakan contoh deepfake yang paling sederhana. Terdengar lucu dan menarik, bukan?

Namun, tahukah Anda bahwa teknologi deepfake semacam itu telah menjadi ancaman serius bagi kita semua? Dengan kemampuannya meniru suara dan wajah seseorang secara semakin sempurna, deepfake dapat digunakan untuk menyebarkan informasi palsu, melakukan penipuan, hingga merusak citra individu maupun perusahaan.

Bayangkan jika seseorang menggunakan teknologi ini untuk meniru suara atasan Anda dan meminta transfer dana dalam jumlah besar. Atau, jika wajah Anda digunakan dalam sebuah video yang menampilkan tindakan yang tidak pernah Anda lakukan. Dengan deepfake, para pelaku kejahatan dapat beraksi dengan mencatut tokoh publik, orang terdekat, atau bahkan citra Anda sendiri untuk melakukan penipuan yang tidak pernah disangka sebelumnya.

Baca Juga:7 Rekomendasi Motor Terbaik untuk Touring Saat Ini, Cocok untuk PetualangBukan Hanya Soal Pertamax Oplosan, Begini Cara SPBU Pertamina Lakukan Kecurangan

Kami akan membahas tentang deepfake—sebuah kepalsuan hakiki yang semakin canggih. Kami juga akan menjelaskan perkembangan teknologi ini, berbagai bentuk yang telah ada, kasus-kasus yang terjadi, ancaman yang ditimbulkannya, serta bagaimana cara kita mengatasinya.

Apa Itu Deepfake?

Deepfake adalah gambar, video, atau audio yang tampak sangat realistis tetapi sebenarnya palsu. Teknologi ini dapat membuat seseorang terlihat atau terdengar seperti mengatakan atau melakukan sesuatu yang sebenarnya tidak pernah mereka lakukan.

Secara garis besar, deepfake bekerja dengan menganalisis serta mempelajari data dalam jumlah besar, sehingga mampu menghasilkan rekayasa visual atau audio yang menyerupai peristiwa nyata, meskipun sejatinya bersifat buatan.

Teknologi deepfake sendiri sebenarnya telah berevolusi selama beberapa dekade dan awalnya dikembangkan untuk membantu manusia, baik dalam hal yang bermanfaat maupun yang berpotensi merugikan.

Namun, berkat kemajuan kecerdasan buatan dan algoritma deep learning yang semakin canggih, murah, serta mudah diakses, deepfake kini berkembang pesat dan menjadi sesuatu yang umum ditemukan. Perubahan perilaku manusia yang semakin bergantung pada dunia digital pun akhirnya menjadikan deepfake menemukan habitat yang ideal untuk berkembang.

Jika sebelumnya deepfake tampak sangat palsu dan tidak masuk akal, maka seiring dengan perkembangan teknologi dan revolusi AI yang semakin pesat, kini deepfake telah menjadi lebih realistis dan sulit dideteksi.

0 Komentar