Perbedaan Kemiskinan yang Dibuat Elit Global dan yang Takdir, 5 Fakta Ini Akan Menjawab Semuanya

Kemiskinan Dibuat Elit Global
Perbedaan Kemiskinan yang Dibuat Elit Global
0 Komentar

SUMEDANG EKSPRES – Pernahkah kamu melihat seseorang yang hidup dalam kemiskinan lalu berkata, “Mungkin ini sudah takdir Tuhan”? Kalimat itu terdengar penuh kepasrahan, seolah-olah kemiskinan adalah garis hidup yang telah ditetapkan sejak lahir—sebuah nasib yang tak bisa diubah.

Namun, bagaimana jika aku katakan bahwa kemiskinan bukanlah takdir Tuhan, melainkan sesuatu yang diciptakan, dipelihara, bahkan diwariskan oleh sistem? Sejak kecil, kita diajarkan untuk menerima keadaan. Jika terlahir miskin, kita harus bersyukur.

Jika hidup susah, kita harus ikhlas. Jika gagal, kita harus sabar. Kata-kata ini terdengar baik, namun diam-diam menjadi racun yang membuat kita lupa akan satu hal penting, kemiskinan bukan untuk diterima, melainkan untuk dilawan.

Baca Juga:7 Rekomendasi Motor Terbaik untuk Touring Saat Ini, Cocok untuk PetualangBukan Hanya Soal Pertamax Oplosan, Begini Cara SPBU Pertamina Lakukan Kecurangan

Banyak orang di dunia ini hidup dalam kemiskinan bukan karena mereka malas, bodoh, atau tidak berusaha. Mereka bekerja keras dari pagi hingga malam, namun tetap miskin. Mereka memeras keringat demi sesuap nasi, tetapi tetap sulit keluar dari kesulitan.

Lalu, di manakah letak keadilannya? Apakah Tuhan benar-benar menciptakan sebagian orang untuk hidup dalam penderitaan? Atau, apakah ada sesuatu yang salah dalam sistem yang kita jalani saat ini? Kami akan membongkar satu per satu kenyataan yang ada.

1. Alasan Mengapa Kemiskinan Ada

Kita hidup di dunia yang berlimpah. Sumber daya tersedia, makanan ada, dan pekerjaan pun ada. Namun, mengapa masih banyak orang yang hidup dalam kemiskinan ekstrem? Jawabannya sederhana: kemiskinan bukan disebabkan oleh kekurangan sumber daya, melainkan oleh distribusi yang tidak adil.

Mari kita lihat kenyataannya. Sebanyak 1% orang terkaya di dunia menguasai lebih dari 50% kekayaan global. Sementara itu, 10% penduduk dunia hidup dengan kurang dari 2 dolar per hari. Ribuan ton makanan terbuang setiap hari, sementara jutaan orang mengalami kelaparan.

Kamu lihat, ada sesuatu yang janggal. Bagaimana mungkin di dunia yang begitu kaya masih ada orang yang kelaparan? Bagaimana mungkin di dunia yang penuh dengan sumber daya masih ada orang yang tidak memiliki tempat tinggal?

Ketika orang miskin hanya dianggap sebagai mereka yang tidak memiliki uang, kita kehilangan gambaran besar dari akar persoalan yang sebenarnya.

0 Komentar