Jembatan Rusak, Ratusan Warga Dusun Cikeusi Terisolasi

TERISOLASI: Akibat jembatan Cibayawak yang rusak mengakibatkan ratusan warga terisolasi.(istimewa)
TERISOLASI: Akibat jembatan Cibayawak yang rusak mengakibatkan ratusan warga terisolasi.(istimewa)
0 Komentar

sumedangekspres, CISITU – Sebanyak 205 Kepala Keluarga di Dusun Cikeusi, Desa Cinangsi, Kecamatan Cisitu harus meradang dan terisolasi sejak Jembatan Cibayawak rusak sekitar tahun 2022. Mereka pun berharap pemerintah segera menyelesaikan perbaikan jembatan demi mobilitas warga lancar.

Jembatan Cibayawak yang berada di RT 02 RW 02 Dusun Cikeusi itu dibangun pada tahun 2017 menggunakan Dana Alokasi Khusus (DAK). Namun, akibat erosi sungai dan pergeseran tanah, struktur dan pondasi jembatan mengalami kerusakan parah hingga tidak dapat digunakan.

Kepala Dusun Cikeusi Asep E. Hasanudin mengatakan sejak jembatan rusak, tidak ada jalur alternatif yang memadai. “Warga hanya bisa melintas menggunakan sepeda motor melalui jalur darurat yang sempit dan berbahaya,” kata Asep, baru-baru ini.

Baca Juga:Kecamatan Cimanggung: Peluh, Lumpur, dan Kenangan yang Terselip di Kaki BukitSMK Muhammadiyah 1 Sumedang Siap Jadi Pelopor Energi Baru Terbarukan

Dikatakan, warga Dusun Cikeusi yang terdiri sekitar 594 jiwa sangat terdampak akibat kerusakan jembatan tersebut. Aktivitas ekonomi terganggu, akses ke sekolah, layanan kesehatan, dan pasar menjadi sulit.

“Anak-anak sekolah dan lansia harus menempuh jalur sulit dan licin. Kendaraan roda empat tidak bisa masuk sama sekali,” ujarnya.

Warga sempat mengandalkan Jembatan Cibuligir sebagai jalur alternatif, namun kondisinya pun rusak sejak awal musim hujan tahun 2024. Jembatan itu sudah diperbaiki secara swadaya oleh masyarakat pada Lebaran tahun 2025.

Selain itu, jalur alternatif Jembatan Cibuligir pun jaraknya cukup jauh, harus memutar terlebih dahulu. Awal 2024 sempat rusak dan baru diperbaiki kemarin menjelang Lebaran 2025.

“Selama rusak itu, warga benar-benar terisolasi. Sekarang pun meski sudah diperbaiki, kondisinya masih licin dan sempit, apalagi di bagian tanjakannya cukup terjal,” terang Asep.

Menurutnya, saat ini jalur alternatif hanya dapat dilalui oleh kendaraan roda empat berukuran kecil, seperti angkutan kota dan colt dolak. Itu pun lebih sering digunakan untuk mengangkut anak sekolah.

Asep menjelaskan, pihak desa telah melakukan pemeriksaan awal dan melaporkan kondisi Jembatan Cibayawak kepada Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) Kabupaten Sumedang. Namun, hingga kini belum ada realisasi perbaikan permanen dari pemerintah.

Baca Juga:Pemdes Mekarjaya Gelar Halal Bihalal, Jalin Kedekatan dengan MasyarakatJalan Usaha Tani Tunjang Ketahanan Pangan di Desa Ungkal

“Kami sangat berharap Pemkab Sumedang, khususnya Dinas PUTR, segera turun tangan. Kami membutuhkan akses yang layak dan aman,” ucapnya.

0 Komentar