Namun di sisi lain, banyak seniman merasa geram. Mereka menghabiskan waktu bertahun-tahun untuk belajar dan berlatih, sementara AI bisa menghasilkan karya hanya dalam hitungan detik. Ada pula yang berpendapat bahwa AI bukan sekadar alat, melainkan “pencuri digital” yang mengambil ilustrasi orang lain tanpa izin.
Sempat beredar tanggapan yang diklaim sebagai pernyataan resmi dari Hayao Miyazaki, yang menyebutkan bahwa penggunaan AI untuk membuat gambar dianggap “menjijikkan” dan sebagainya. Namun, baru-baru ini saya menonton video dari Eno Bening yang juga membahas topik Studio Ghibli.
Ia menjelaskan bahwa tanggapan tersebut sebenarnya adalah hoaks. Itu bukanlah pernyataan terbaru Hayao Miyazaki terhadap teknologi seperti ChatGPT, melainkan tanggapan lama beliau terhadap AI image generator, dan konteksnya pun berbeda. Jadi, itu bukanlah tanggapan langsung kepada ChatGPT atau AI generatif saat ini.
Baca Juga:Hati-Hati! Aplikasi Risetcar Modus Bisnis Rental Berpotensi Investasi BodongPerbedaan Kemiskinan yang Dibuat Elit Global dan yang Takdir, 5 Fakta Ini Akan Menjawab Semuanya
Karena itu, kali ini kami ingin membahas lebih dalam: apakah membuat gambar dengan bantuan AI merupakan suatu kesalahan? Dan apakah orang-orang yang mengkritik AI berarti mereka menolak perkembangan zaman?
Sebenarnya, setiap kali ada kemunculan teknologi baru—termasuk AI—pasti akan ada pertentangan dari pihak-pihak yang kontra terhadap penggunaannya. Misalnya saja sejak awal kemunculan chatbot AI seperti ChatGPT, Gemini, dan lainnya, muncul banyak kritik yang menyebutkan bahwa teknologi ini bisa membuat manusia menjadi malas, bergantung, bahkan bodoh.
Namun, sesungguhnya akan sangat keliru jika kita secara membabi buta menolak kehadiran teknologi seperti AI. Suka atau tidak, AI akan terus berkembang dan menjadi semakin canggih, bahkan perlahan bisa menggantikan beberapa peran manusia.
Meski begitu, kita juga tidak bisa menutup mata bahwa kemunculan AI berpotensi disalahgunakan oleh pihak-pihak tertentu demi keuntungan pribadi atau untuk merugikan orang lain. Di sinilah letak persoalannya: AI adalah alat yang netral—seperti pisau bermata dua. Bisa dimanfaatkan secara positif, tapi juga bisa merusak jika digunakan oleh orang yang salah.
Hal yang sama berlaku untuk AI image generator yang bisa mengubah foto kita menjadi ilustrasi bergaya Studio Ghibli. Teknologi ini sebenarnya sangat menarik. Cukup dengan memasukkan sebuah foto dan memberikan prompt sederhana, kita bisa mendapatkan hasil berupa gambar ala anime Jepang yang sinematik dan penuh nuansa mimpi. Tak heran jika banyak orang sangat antusias mencobanya, karena mereka bisa melihat versi “Ghibli” dari diri mereka sendiri.