Dubes Indonesia Untuk Uzbekistan Sebut Islam sebagai Jembatan Budaya dan Diplomasi

Dubes Indonesia Untuk Uzbekistan Sebut Islam sebagai Jembatan Budaya dan Diplomasi
Dubes RI untuk Uzbekistan, Siti Ruhaini Dzuhayatin, memberikan pidato saat membuka Forum Kemitraan Uzbekistan-Indonesia yang berlangsung di Jakarta pada Selasa, 15 April 2025. (SUMBER FOTO: ANTARA/Nabil Ihsan)
0 Komentar

SUMEDANG EKSPRES – Duta Besar Republik Indonesia untuk Uzbekistan, Siti Ruhaini Dzuhayatin, menegaskan bahwa nilai-nilai Islam menjadi landasan kuat dalam mempererat hubungan persahabatan antara Indonesia dan Uzbekistan. Hal ini disampaikannya dalam Forum Kemitraan Uzbekistan-Indonesia yang digelar di Jakarta pada hari Selasa (15/4).

Menurut Siti, Islam tidak hanya memperkuat kerja sama budaya antara kedua negara, tetapi juga membuka peluang interaksi yang lebih bermakna ke depan.

“Islam menjadi pondasi yang kuat untuk hubungan dan kerja sama kita pada aspek budaya serta dalam interaksi-interaksi yang jauh lebih berarti di masa depan,” katanya.

Baca Juga:Kunjungan Diplomatik Prabowo ke Timur Tengah Perkuat Posisi Indonesia di Kancah GlobalJabar Reaktivasi Jalur Kereta Api Dukung Pariwisata

Sebagai akademisi dari UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, ia mengaku memiliki ketertarikan pribadi terhadap sejarah dan budaya Islam di Uzbekistan. Bahkan, saat mempersiapkan penugasannya sebagai duta besar, Siti telah mempelajari latar belakang sejarah keislaman negara tersebut.

Ia mengungkapkan bahwa Tarekat Naqsabandiyah yang berkembang luas di Indonesia ternyata berasal dari Samarkand, Uzbekistan. Bahkan, corak Islam moderat di Indonesia juga mendapat pengaruh dari cendekiawan muslim asal Uzbekistan pada masa lampau.

Mengapresiasi peran penting Islam sebagai penghubung kultural, Siti yang baru saja dilantik oleh Presiden Prabowo Subianto bulan lalu berkomitmen memperkuat hubungan bilateral kedua negara.

Ia menegaskan bahwa kerja sama Indonesia dan Uzbekistan harus melampaui aspek ekonomi dan perdagangan, menjadi ikatan persaudaraan berdasarkan sejarah dan budaya bersama.

“Kami akan mengusahakan semua inisiatif dan usaha untuk menjadikan hubungan Indonesia-Uzbekistan lebih dari sekadar mitra ekonomi dan perdagangan, namun juga sebagai saudara dalam jalinan budaya dan sejarah,” katanya.

Sementara itu, Wakil Gubernur Wilayah Samarkand, Rustam Kobilov, menyebutkan bahwa kesamaan sebagai negara mayoritas Muslim menjadikan Islam sebagai jembatan yang menyatukan rakyat Indonesia dan Uzbekistan.

Ia juga menyinggung sejarah panjang hubungan kedua bangsa, termasuk peran tokoh penyebar Islam di Nusantara, Sunan Gresik (Ibrahim Malik Al-Samarqandi), yang berasal dari Uzbekistan. Selain itu, kunjungan Presiden Soekarno ke Uzbekistan pada 1956 juga dinilai sebagai tonggak penting yang meninggalkan kesan mendalam dan memperkuat hubungan kedua negara.

0 Komentar